Menjelang makan siang, Ben melangkah masuk ke PilarMaju dengan dua kotak makan siang di satu tangan, paper bag berisi kopi dan kudapan di tangan lain. Amir membuntutinya, menjinjing dua tas belanja berukuran besar, isinya adalah oleh-oleh dari Jepang untuk staf kantor yang sudah beberapa minggu ditinggalkan. “Pak Ben balik! Wah, oleh-oleh tuh Pak?” seru salah satu staf. “Amir yang bagiin, biar ngga pada rebutan kalian,” tanggap Ben. Wajahnya serius, namun stafnya paham mood bosnya baik-baik saja. “Yang tertib. Itu bukan sembako apalagi bansos!” “Wiiih Pilot Jepang, guys!” seru staf lainnya. “Wah ngga boleh dibawa pulang nih.” “Masuk tempat pensil bocah yang ada,” sahut yang lain. “Thanks, Bos.” “Tumben ngga out of the box, Bos? Kirain gachapon gitu.” “Bukan out of the box, tapi kelua