Part 24

1026 Words

“Maksud Ayah apa?!” Elvina sudah tak mampu menahan rasa kesalnya. “Elvina! Begitu caramu bicara ke orang tua?” Hardik Silvia. Kedua matanya mendelik. “Ayah, jawab!” Elvina tak menghiraukan Silvia. Ia marah sekaligus sedih. Air matanya sudah siap meluncur. “Elvina!” Hardik Silvia sekali lagi. Namun, lagi-lagi tak dihiraukan. “Ryan sudah melamarmu lebih dulu.” Hendri bersuara. “Ap-pa?!” Dahi Elvina mengernyit. Alisnya bertaut. Ia tak mempercayai pendengarannya. Ini terlalu tak masuk akal. Bagaimana mungkin Ryan melamarnya tanpa sepengetahuannya. “Kapan? Kenapa Ayah nggak bilang El? Kenapa tiba-tiba aja nolak Ivan? Kenapa nggak nolak Ryan aja? Kenapa nggak tanya pendapat El dulu? Kenapa, Yah?” Elvina terduduk, air matanya berloncatan. Ia menangis sesenggukan. “Ryan itu laki-laki baik. M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD