"Hey, Yan. Ngelamun aja!" Ken, dokter spesialis anak yang juga bertugas di ruang NICU menepuk pundak Ryan keras. "Apaan, sih!" Ryan menepis malas. Ken terkekeh. "Lo ngisi rekam medis yang mana?" Ia menarik kursi di sebelah Ryan. "Yang datang terakhir." Jawab Ryan singkat. Ia malas sekali. Pikirannya berkecamuk, pun perasaannya. Jadi tidak fokus. "Lo kusut banget akhir-akhir ini. Kenapa, sih?" Ken bertanya tanpa menoleh. Tangannya sibuk menulis di atas map rekam medis. Ryan bungkam. Ken terus sibuk menulis. Tak terlalu peduli meski pertanyaannya membentur ruang kosong. "Gue ke kantin bentar, ya? Udah beres 'kan yang lain?" Ryan beranjak. Pikirannya suntuk. "Yoi!" Ken menjawab, lagi-lagi tanpa menoleh. "Mbak, saya ke kantin sebentar, ya." Ryan memberitahu perawat jaga supaya tak dian