Bab 100. Keputusan Sulit

1113 Words

Binar terus mengerang kesakitan di atas brankar yang membawanya menuju ruang pemeriksaan. Bima terus menggenggam tangan Binar erat, penampilannya benar-benar berantakan dengan piyama tidur dan wajah hampir menangis. “Sayang, bertahan, ya? Bertahan.” Ia terus membisikkan kata-kata menguatkan pada sang istri. Entah didengar atau tidak. “Sa-kit.” Binar sudah menitikkan air mata sejak tadi. Menahan sakit luar biasa di perutnya. “Iya, iya. Sebentar lagi diperiksa. Tahan, ya?” Suara Bima tercekat, air matanya nyaris tumpah. Tapi ia menahan diri, ia tak ingin terlihat lemah saat Binar membutuhkan dirinya. Ia bahkan mengabaikan lengan kirinya yang terasa ngilu saat ini. Dengan sigap, seorang dokter kandungan dan dua orang bidan segera menangani Binar begitu brankar masuk ke ruang pemeriksaan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD