Bab 102. Jiwa Atau Sena?

1106 Words

“Maaf,” lirih Bima sambil mengeratkan rengkuhan lengannya di pinggang Binar. Binar tak menjawab, tapi sentuhannya yang lembut pada lengan Bima sudah cukup menjadi sinyal bahwa ia tak menolak tindakan Bima saat ini. Sepasang suami istri itu berbaring di atas bed pasien. Bima memeluk Binar dari belakang, menenggelamkan wajahnya di tengkuk sang istri. Lima menit lalu, Bima masuk ke dalam ruang rawat inap karena telepon dari Ambar yang memintanya untuk datang dan mencoba mengobrol dengan Binar. Melihat Binar meringkuk di atas kasur, Bima memberanikan diri untuk ikut bergabung dan merengkuh tubuh istrinya dari belakang. Dan ternyata, tak ada penolakan sama sekali. “Kenapa minta maaf?” balas Binar tak kalah lirih. “Karena… karena aku yang menyetujui operasi itu dan aku nggak cerita sama kam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD