“Kamu masih nggak bisa merayu kakakmu buat mencabut gugatannya?” desis Alin kesal. Mala menunduk. “Maaf, Kak.” “Astaga, Mala! Itu bukannya hal mudah, ya? Masa kayak gitu aja kamu nggak bisa?” Alin menyedekapkan tangan di depan d**a. Wajahnya merengut semakin kesal. “Sidang kasusku udah besok, loh!” Mala menghela nafas pendek. “Itu nggak mudah, Kak. Kakak harus tahu kalau kak Bima itu nggak bisa dirayu.” “Kata siapa? Buktinya dia bisa nikah sama perempuan yang datangnya entah dari mana itu, itu pasti karena istrinya merayu Bima lebih dulu.” Alin menyergah sebal. Bayangan dirinya mendekam di penjara semakin membuat emosinya meluap. “Tapi kak Bima beneran nggak bisa dirayu, Kak. Aku udah coba segala cara,” ucap Mala sedikit putus asa. “Emang kamu udah nyoba apa aja?” tantang Alin kemudi