Kalimat bernada dingin terucap dari mulut Willem, lekas menyebar satu perasaan intimidasi tertentu menghujam Laurens. Sukses membuat Putra Assisten Resident Kota Gresik ini, terdiam. Sempat menampilkan riak wajah takut, sebelum cepat coba menenangkan diri. Kembali berhasil menguasai rasa takut, Laurens terlihat menempatkan ancaman baru dilepas Willem dengan cukup baik. Tak lagi coba memperpanjang urusan. Menarik tatapan dari Aldert. Suasana, tentu kembali dikuasai oleh keheningan. Tak ada berani menginterupsi konflik yang tiba-tiba hadir dimeja VIP kaum Totok Belanda. Jangankan bersuara, bahkan sekedar menarik serta menghembuskan nafas, dilakukan oleh tiap pembesar Ningrat Pribumi serta kalangan undangan lain, dengan sangat hati-hati. "Sudahlah kalian berdua… Tak perlu harus ada masala