Part 24

1325 Words
Kavindra bingung harus melakukan apa, ia mengulurkan tangannya memeriksa suhu tubuh Ana dan Kavindra terkejut karena suhu tubuh Ana lebih panas dari pada tadi. "Astaga sayang kamu semakin demam bagaimana ini? apakah aku harus menghubungi dokter Miko?" gumam Kavindra, ia segera mendial nomor dokter Miko dan memintanya segera datang karena Ana semakin demam. Kavindra mondar mandir, dengan tidak sabar ia menunggu kedatangan dokter Miko, Kavindra khawatir dengan keadaan putri kesayangannya. Menunggu kedatangan dokter Miko bagi Kavindra padahal baru beberapa menit ia menghubungi dokter Miko, pintu kamar Ana terbuka dan menampakkan dokter Miko yang berjalan cepat menuju ranjang dimana Ana terbaring dan tidur dengan gelisah. Dokter Miko segera memeriksa keadaan Ana, panas tubuh Ana sangat tinggi membuat dokter Miko memutuskan menyuntik Ana agar panas tubuhnya tidak semakin tinggi dan agar tidak kejang. "Kak Cassie..." igau Ana kembali membuat dokter Miko menatap Ana kemudian beralih menatap Kavindra. "Siapa kak Cassie pak Kavindra?" tanya dokter Miko. "I... itu..." "Sepertinya sakit Ana bukan hanya sakit medis, tapi juga mengharapkan bertemu sesorang bernama Cassie ini. Apakah mereka sangat dekat atau bagaimana?" tanya dokter Miko lagi. "Mereka cukup dekat dok, tapi saya tidak enak menghubungi Cassandra, maksud saya Cassie ini karena sebenarnya dia tidak ada hubungan keluarga dengan Ana." "Tapi pak Kavindra harus melakukan itu, Cassie ini begitu spesial bagi Ana dan mungkin memang ia ingin bertemu, jadi sebisa mungkin Cassie ini datang kesini kalau bisa sekarang." "Sekarang?" "Iya pak, maaf saya harus mengatakan ini tapi kesehatan Ana tergantung kedatangan Cassie ini, baik kesehatan tubuh atau mentalnya." Kavindra menghela nafas panjang, "baiklah dok, terima kasih atas sarannya dan maaf dinihari seperti ini saya munghubungi." "Tidak apa apa pak Kavindra, itu sudah kewajiban saya, saya permisi," ucap dokter Miko kemudian berjalan keluar dari kamar Ana, tinggallah Kavindra yang merenung dan bingung, apakah ia harus menghubungi Cassandra dan memintanya datang. Tapi ini sudah dini hari dan tidak mungkin Cassandra masih terjaga, pasti ia sudah tidur nyenyak. Tapi Ana membutuhkan kedatangan Cassandra, Kavindra berjalan keluar dari kamar Ana menuju kamarnya, ia mengambil ponsel di meja nakas dan mencari nomor Cassandra di ponselnya. Kavindra tak segera mendial nomor Cassandra, ia hanya menatap nomor gadis itu. Kavindra sangsi untuk menghubungi Cassandra, apalagi kejadian di Leaves resto masih membayang jelas di pelupuk matanya. Kavindra meneguhkan diri dan mendial nomor Cassandra, ia tidak yakin Cassandra mau datang tapi tidak ada salahnya ia mencoba. ~~~ ~~~ Cassandra menggeliat karena mendengar nada dering ponselnya yang terdengar sangat nyaring di kamarnya, ia membuka matanya dan melihat jam digital yang ada di kamarnya masih menunjukkan pukul dia dini hari. Cassandra heran siapa yang dini hari seperti ini menghubunginya. "Astaga... siapa sih menelpon dinihari seperti ini? apa tidak bisa menunggu beberapa jam lagi," gumamnya, ia mengambil bantal dan menutup kepalanya dengan bantal agar tidak mendengar suara ponselnya tapi tetap saja ponselnya terus berbunyi tanpa henti. Cassandra menghembuskan nafasnya kasar, masih dengan mata mengantuk ia bangun dari tidurnya dan meraih ponselnya yang ia letakkan di atas meja nakas. Cassandra menatap layar ponselnya dan terkejut melihat nama Kavindra yang ada di layar, matanya yang mengantuk segera terbuka lebar. "Pak Kavindra?! kenapa dia menghubungi aku dini hari begini, tidak mungkin masalah pekerjaan." Cassandra masih menatap layar ponselnya tanpa berniat menjawab panggilan Kavindra, tapi jika ia tidak menjawab Cassandra takut jika itu sesuatu yang penting. Cassandra menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya perlahan, hatinya bergejolak juga jantungnya berulah hanya membaca nama Kavindra di layar ponselnya. "Halo..." "Halo... Cassandra... maaf jika aku mengganggu istirahat kamu. Ini Ana..." "Ana...Ana kenapa pak?" "Ana demam tinggi dan dia mengigau, mengigau nama kamu. Mmmm... apakah kamu bisa datang kesini? maafkan aku jika permintaanku ini sangat keterlaluan tapi aku tidak tahu harus melakukan apa..." Cassandra diam mencerna ucapan Kavindra, kenapa Ana sakit dan mengigau memanggil namanya, seharusnya ia memanggil mamanya jika ia merindukan sosok mamanya, bukan malah mengigau memanggil dirinya. "Halo Cassandra... kamu masih disana?" "I... iya pak, tapi..." "Tidak apa apa jika kamu tidak bersedia, maaf aku mengganggu istirahat kamu. Selamat istirahat." sambungan telepon terputus, Cassandra menatap layar ponselnya yang sudah gelap. Ia menghela nafas panjang, Cassandra berpikir sejenak apakah harus ke rumah Kavindra demi Ana atau kembali tidur. Cassandra menghempaskan tubuhnya di ranjang dan menatap langit langit kamar, ia menerawang, satu sisi hatinya kasihan pada Ana, tidak mungkin tiba tiba Ana mengigau memanggil namanya, mungkin Ana sudah menganggap dirinya orang terdekatnya sehingga ingin bertemu tapi disisi lain hati Cassandra ragu, itu berarti ia akan bertemu Kavindra dan ia takut. Takut yang ia rasakan benar benar nyata dan bertemu Kavindra akan memupuk rasa itu, rasa suka yang ia tidak tahu kapan hadirnya dan tiba tiba saja ia merasa nyaman saat bersama Kavindra. Cassandra beranjak dari ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi, ia meraih jaket dari gantungan dan memakainya. Cassandra tetap memakai piyama tidurnya yang berlengan pendek dan celana panjang, tak lupa ia membawa ponsel dan dompetnya yang ia letakkan di meja nakas. Cassandra bergegas keluar dari kamarnya dan turun, beberapa art sudah mulai bekerja membersihkan rumahnya yang luas. "Non Cassie, mau kemana pagi pagi buta seperti ini?" Cassandra menghentikan langkahnya, "Ada teman yang sakit bi, saya harus ke rumahnya," jwab Cassandra. "Oh... hati hati non." "Iya, oh iya kalau papa dan mama juga bang Carlo mencari saya, bilang saja saya ke rumah Nathalie." "Baik non." Cassandra melanjutkan langkahnya keluar rumah dan menuju mobilnya yang terparkir rapi bersebelahan dengan mobil mobil milik keluarganya, ia meminta security membuka gerbang dan dengan cepat mobil Cassandra sudah melaju di jalanan yang cukup ramai walau dinihari. Cassandra melajukan mobilnya menuju kediaman Kavindra di Menteng, dalam waktu satu jam Cassandra sampai di depan gerbang rumah Kavindra. Ia mematikan mesin mobil tapi tetap diam dalam mobil tanpa berniat keluar, lama ia termenung bingung apa yang harus ia lakukan. Kavindra tidak tahu jika Cassandra memutuskan datang ke rumahnya, security rumah Kavindra mendatangi mobil Cassandra, security mengenali Cassandra karena pernah datang beberapa waktu lalu. "Non Cassandra... ada apa mbak? dini hari seperti ini datang kesini," tanya security itu pada Cassandra. "Eh... i... iya pak, saya dengar Ana sakit dan mengigau jadi saya khawatir, makanya saya segera kesini," jawab Cassandra terbata. "Oh... baiklah, bawa masuk mobilnya non," ucap security tersebut, Cassandra mengangguk dan menyalakan mesin mobil, pintu gerbang terbuka. Cassandra melajukan mobilnya memasuki halaman rumah Kavindra dan memarkirkannya, ia bergegas keluar dari mobil dan berjalan masuk dalam rumah Kavindra, sama seperti di rumahnya art rumah Kavindra juga sudah mulai bekerja membersihkan rumah dini hari. Cassandra menaiki tangga perlahan menuju kamar Ana yang ada di lantai dua, jantungnya berdetak kencang, mengingat ia juga pasti akan bertemu Kavindra nanti. "Tenang Case, kendalikan jantungmu," gumam Cassandra mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan untuk menenangkan detak jantungnya. Cassandra berjalan menuju kamar Ana yang ia sudah tahu letaknya, ada hiasan warna pink di pintu kamar Ana. Cassandra berdiri di depan pintu kamar Ana tanpa berniat masuk, ia ragu. Saat Cassandra akan memegang handle pintu, handle itu berputar dan pintu pun terbuka. Ia terkejut saat melihat Kavindra beridiri menjulang di depannya. "Cassandra??!" Kavindra terkejut Cassandra sudah ada di hadapannya. "Pak Kavindra..." "Aku pikir kamu tidak mau datang karena tadi..." "Tadi sayang belum menjawab malah bapak tutup teleponnya." "Mmm... terima kasih sudah mau datang," Kavindra memberikan jalan kepada Cassandra untuk masuk dalam kamar Ana, ia berbalik dan mengikuti Cassandra yang berjalan menuju ranjang dimana Ana tidur masih dalam keadaan gelisah. Cassandra duduk di tepi ranjang dan memeriksa suhu tubuh Ana dengan meletakkan punggung tangannya di dahi Ana, terasa sangat panas. "Panas sekali suhu tubuhnya," ucap Cassandra, Ana membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah Cassandra. "Kak Cassie..." ucap Ana lemah. "Kamu kenapa? kenapa bisa demam tinggi seperti ini." "Hanya kelelahan kak, kak Cassie kenapa ada disini? ini masih dini hari," Ana melirik jam dinding kamarnya. "Aku dengar kamu sakit, jadi aku segera kesini. Kalau lelah jangan di forsir, kita manusia punya batasan." Ana tersenyum, "Ana senang kak Cassie datang kesini untuk Ana." Cassandra tersenyum, "Iya, sekarang kamu istirahat ya, jangan memikirkan apa apa dulu, kak Cassie akana da disini sampai kamu bangun nanti." "Janji?" "Janji." Lynagabrielangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD