Setelah mengucapkan kalimat itu, Dion langsung menutup panggilannya. Lelaki itu tidak lagi memperdulikan respon istri pertamanya. Hati Ziva hancur saat mendengar ucapan Dion. Sakitnya, seperti disayat-sayat oleh sembilu. Ziva tahu, dia memang tidak becus mengurus rumah. Namun, bukan berarti Dion dengan seenaknya saja menghinanya. Apalagi, membandingkan dirinya dengan Denisa. Ziva lalu memutuskan untuk pergi ke kantor sang ayah. Dia ingin mengadu pada lelaki yang menjadi cinta sejatinya. Biarlah dia bolos kuliah kali ini. Ziva langsung ke ruangan ayahnya. Wanita itu melihat lelaki yang sudah tidak lagi muda itu sedang sibuk di depan laptopnya. Ziva pun memeluk tubuh ayahnya dari belakang kemudian mencium kedua pipinya. "Hai Pa! Bagaimana kabarnya? Ziva kangen sekali sama Papa," rengek w