Marko menggenggam tangan istrinya untuk masuk ke dalam rumah sakit. Ia tersenyum manis pada istrinya itu sembari mengusap perut Hana lembut. “Aku sangat berharap sekali sayang. Kamu benar hamil.” Ucap Marko dengan senyuman manisnya pada Hana yang tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya itu. Hana mencium pipi Marko sekilas. “Aku juga sangat berharap sekali. Kalau aku hamil. Aku kemarin waktu pertama kali kamu bawa ke sini, aku memang tidak mau hamil. Aku tidak mau anak kita tidak disayang oleh kakek dan neneknya.” Hana berusap pelan di telinga Marko. Agar keluarganya yang begitu semangat berada di depan sana tidak mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya dan Marko. Marko tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Hana barusan. “Aku sudah bilang sama kamu sayang,

