Marko mengusap lembut pipi istrinya ketika sampai di rumah yang sudah dirinya siapkan untuk keluarganya dan keluarga Hana. Matanya melihat pada keluarga Locanno yang menatap rumah ini. “Kalian tidak perlu khawatir. Rumah ini tidak pernah diketahui oleh Grandpa, alasanku tidak mau membawamu ke rumah sakit karena aku merasakan tidak baik untuk membawanu ke sana Hana. Aku takut membawamu ke sana, karena kau tahu bagaimana Grandpa dan Jolly.” Hana menghela nafasnya kasar. Hana sudah senang, ternyata dia dan Marko bukan saudara sepupu dan tidak apa-apa menjalin cinta yang memang seharusnya mereka jalin. “Kamu tidak apa-apa menghadapi lelaki tua itu sendirian?!” Tanya Hana mendelik sinis pada Marko. Marko tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya ini. “Kau masih saja marah pad

