“Bagaimana jalan-jalannya sayang?” Hana melihat pada Marko yang baru sampai rumah dengan lengan kemejanya yang sudah digulung sampai siku. Hana memutar bola matanya malas, enggan sekali menjawab pertanyaan Marko barusan. Ia marah pada lelaki itu, karena membatasi dirinya untuk keluar. Hanya tiga jam! Hah! Yang benar saja. Mana tiga jam itu terasa sangat cepat sekali berlalu. Dan pengawal bodoh itu, mulai menghitung semenjak dia keluar dari mansion dan masih di depan pintu mansion dan tidak mulai menghitungnya saat dia masuk ke dalam restoran itu. Padahal Hana mau mencicipi makanan yang lainnya. Makanan yang ada di pinggir jalan dan memakannya penuh nikmat sekali. “Tidak seru. Kau membatasi waktu.” Jawabnya ketus dan wajahnya merengut. Marko tertawa kecil, berjalan kecil menuju Hana.

