[42] Luka dan Rasa

1208 Words

Gue dan Pak Andrew kembali ke kamar hotel. Pak Andrew terlihat kelelahan dari raut wajahnya. Dia terlihat menyimpan bebannya sendiri. Tak urung, setelah memasuki kamar, Pak Andrew melepaskan jas dan meletakkannya di sofa. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan langsung memejamkan mata. “Alea, Mas capek. Mas tinggal tidur lebih dulu, tidak apa-apa?” tanyanya dengan mata terpejam. “Iya, Mas tidur saja. Aku masih belum ngantuk.” Tidak ada sahutan setelahnya. Gue melangkahkan kaki untuk memasuki kamar mandi. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, gue keluar menuju lemari. Menanggalkan dress floral dan menggantinya dengan piyama satin berwarna navy. Gue memutuskan untuk merebahkan diri di samping Pak Andrew. Rupanya Pak Andrew sudah pulas, bahkan pergerakan dari gue tidak sedikitpu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD