“Jadi,” tambahnya lagi. “Segera tanda tangan salah satu dari surat perjanjian itu!” tekan Novianty.
“Aku sarankan sebaiknya kamu mengalah dan sadar diri!” sahut Wisnu menimpali. “Aku masih bersikap baik untuk mempertahankan kamu sebagai istriku! Asalkan kamu mau nurut semua perintah keluarga Pratama, maka aku akan mengijinkan kamu tetap tinggal disini dan menyandang status istri pertamaku!”
Bibir Aleta kembali bergetar. Amarah yang sejak tadi ditahannya pun kini sudah mulai merasuki pikirannya. Sungguh Aleta sudah tidak sanggup lagi menahan kemarahan yang sejak tadi ditahannya dan ingin segera meluapkannya kepada suami, mertua, dan adik iparnya yang sama sekali tidak tahu diri itu.
“Sejujurnya aku sudah tidak mau lagi mempertahankan pernikahan ini Aleta!” ujar Wisnu Kembali. “Aku tidak ingin memiliki istri yang hanya bisa mencuci, memasak, dan mengerjakan pekerjaan rumah saja!”
Wisnu kembali menambahkan. “Yang aku inginkan adalah seseorang yang bisa mendukungku, menemaniku berjuang bersama – sama! Dan membuat bisnisku maju bersama!”
Aleta mengerutkan dahinya mendengar pemaparan konyol suaminya. Bukankah selama ini Aleta sendiri yang membantu perusahaan suaminya sedikit – demi sedikit terangkat hingga akhirnya bisa sebesar sekarang?
“Jadi, menurut kamu aku tidak berjuang bersamamu?!” tanya Aleta sambil menatap tajam suaminya. “Apa kamu lupa lima tahun yang lalu keluarga Pratama itu seperti apa?” raut wajahnya menggambarkan kekecewaan yang mendalam dengan sikap suaminya yang sama sekali tidak menghargai perjuangannya.
“Lima tahun lalu keluarga Pratama hanyalah keluarga kelas bawah yang ada di Kota ini! keterpurukannya membuat Grup Pratama hampir bangkrut! Apa kamu sudah melupakan itu?!” Aleta kembali menambahkan. “Justru akulah yang membantumu membangun kembali grup Pratama yang hampir jatuh secara perlahan!”
“Aku yang memberikan semangat agar kamu bisa bangkit kembali, dan memberimu ide – ide untuk bisa membenahi perusahaan dan mengangkat perusahaan dari keterpurukan!” bantah Aleta menolak asumsi suaminya yang mengatakan kalau dirinya adalah istri yang sama sekali tidak berguna.
“Aku yang selalu ada disisimu saat itu, mas!” ratap Aleta sambil menepuk dadanya dengan lembut. Airmatanya tampak mulai mengalir dari sudut matanya. “Aku yang membantu kamu untuk mendapatkan proyek bernilai triliunan!”
Aleta kembali malanjutkan. “Aku juga yang membuat kamu bisa bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar yang ada di Kota Liwa ini, mas!”
Aleta benar – benar sudah tidak sanggup lagi untuk tidak meluapkan kekesalannya. Terlepas percaya atau tidak, yang jelas kenyataannya memang seperti itu. Semua proyek yang didapat oleh Grup Pratama adalah atas arahan Aleta itu sendiri.
“Bahkan proyek senilai sepuluh trilun yang akan kamu tanda tangan besok itu pun aku yang kasih! Aku yang memberikannya padamu, sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita yang kelima!” tegasnya.
“Proyek Seratus Triliun dari Grand Emerald kamu yang kasih?!” bantah Siska dengan senyum mengejek. “Memangnya kau siapa? Bisa membuat CEO Grand Emerald tunduk padamu dan memberikan proyek senilai Seratus Triliun itu!”
Siska kembali menambahkan. “Memangnya kamu siapa? Sampai mengaku kalau kemajaun yang dialami Grup Pratama karena bantuanmu?!” Siska sama sekali tidak percanya dengan pengakuan Aleta.
“Sungguh konyol! Bagaimana bisa seorang wanita yang tidak memiliki latar belakang kuat bisa mempengaruhi beberapa perusahaan besar!” Siska, Novianty, danWisnu Pratama tersenyum mengejek.
Mereka bertiga menganggap kalu semua yang dikatakan oleh Aleta hanyalah bualan semata. Mana mungki seseorang yang sangat tidak jelas asal usulnya seperti Aleta bisa mengatur beberapa perusahaan besar untuk bekerjasama dengan Grup Pratama.
“Selama lima tahun! Entah aku atau keluarga Pratama bisa mencapai puncak seperti sekarang ini jelas – jelas bukan jasa kamu Aleta!” bantah Wisnu menolak dengan tegas pernyataan Aleta.
“Semua proyek yang didapat Grup Pratama berkat berkat kemampuanku sendiri dalam berbisni, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu!” akunya membanggakan diri.
“Sementara kamu!” Winsu menyelidik Aleta dari atas sampai bawah, “Tidak ada yang bisa dibanggakan dari kamu Aleta. Bekerja sebagai pengantar makanan disebuah perusahan sesungguhnya sudah sangat menjatuhkan wibawaku sebagai CEO Grup Pratama!” bentak Wisnu Geram.
“Jujur saja, aku sama sekali tidak bisa menerima istriku yang hanya ibu rumah tangga biasa!” tekannya. “Aku pernah memintamu untuk bekerja sebagai staff keuangan di perusahaanku, tapi kamu menolak dan lebih memilih untuk bekerja di perusahaan lain sebagai pengantar makanan!”
Wisnu mengarahkan telunjukanya kearah bahu Aleta. “Secara tidak langsung kamu sudah menjatuhkan wibawaku dihadapan semua orang! Apa kamu tidak sadar, bagaimana rekan – rekan bisnis mengejekku dibelakang?”
Aleta terdiam. Sedangkan Novinaty dan Siska mengejek Aleta dengan menyunggingkan senyum sinis kearah Aleta.
“Awalnya aku tidak ingin lagi mempertahankan pernikahan ini Aleta! Mengingat kita sudah menjalani hidup bersama selama lima tahun, jadi aku memberikan kamu kesempatan untuk tetap berada disampingku, dengan syarat kamu mengijinkan aku menikahi Bella, dan kamu berhenti bekerja sebagai pengantar makanan!”
Aleta menggeleng – gelengkan kepala. Dia tidak menyangka kalau suaminya akan mengatakan hal seperti itu.
“Ternyata, selama lima tahun ini, aku dimatamu hanya dianggap sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki kemampuan apapun?! Apa kamu tidak sadar, sejak kehadiranku perusahaan keluargamu bisa bangkit seperti sekarang ini?!” ujar Aleta dengan penuh kekecewaan.
“Apa yang dikatakan kakakku itu salah?!” Siska langsung menyolot menyambar pertanyaan Aleta yang siap dijawab oleh Winsu. “Kalau saja waktu itu kami tidak kasihan sama kamu! tidak akan mengijinkan kamu menjadi bagian dari keluarga Pratama!”
Siska kembali menambahkan. “Walau pun pada saat itu kondisi perusahaan sedang menurun, tapi bekan berarti Pratama Grup sudah jatuh. Justru semenjak kakakku diangkat jadi CEO, semua perusahaan berbalik dan ingin bekerjasama dengan Pratama Grup. Apa itu tidak menunjukan kemampuan kakakku?!”
“Itu betul! Kebangkitan keluarga Pratama bukan karena keberadaanmu! Justru sebaliknya, tanpa dirimu keluarga Pratama akan semakin Berjaya dan bisa sejajar dengan keluarga – keluarga terkaya di Kota Liwa!” sahut Novianty ikut menimpali.
Aleta tersenyum getir. Dia sama sekali tidak menyangka kalau keluarga Pratama akan mengatakan hal seperti itu.
“Kalian salah!” ucapnya dengan lembut. “Keluarga Pratama bisa memiliki kejayaan seperti sekarang ini, karena aku dengan diam – diam membantu keluarga Pratama selama lima tahun!” Aleta terlihat geram. Kali ini dia benar – benar Marah karena terus – terusan diremehkan.
Wisnu menyunggingkan senyum mengejek. Laki – laki itu lagi – lagi tidak percaya dengan pengakuan Aleta, yang mengatakan kalau dialah yang membantu keluarga Pratama hingga seperti sekarang ini.
“Sungguh tidak tahu malu!” ujar Wisnu. “Aku beritahu kamu!” Wisnu kembali menambahkan. “Keluarga Pratama bisa seperti sekarang ini karena kemampuan dan kerja kerasku dan juga usahaku! Tidak ada hubungannya dengan kamu!”
Wisnu benar – benar tidak terima Aleta mengklaim kemajuan keluarga Pratama adalah atas bantuannya. Jelas – jelas semua kontrak yang didapat selama ini adalah berkat kerja kerasnya. Dan bahkan beberapa proyek besar yang didapat tahun ini pun jelas – jelas berkat bantuan Bella Berida.
“Tidak ada hubungannya denganku?!” ujar Aleta. “Kontrak triliunan yang kau dapat selama lima tahun ini adalah atas bantuanku! Bahkan kontrak sepuluh trilun yang didapat hari ini dari Grand Emerald, Akulah yang menyuruh pak Toni untuk memberikannya padamu!”
Dengan tatapan tajam Aleta kembali menegaskan. “Jadi, semuanya berhubungan denganku!”
Siska tersenyum mengejek mendengar pengakuan Aleta yang bersikeras tetap mengaku kalau semua proyek yang didapat keluarga Pratama adalah atas dasar bantuannya.
“Sungguh konyol sekali!” ujarnya. “Aleta – Aleta!” Siska menggeleng – gelengkan kepala sambil tersenyum sinis. “Apakah kau tahu siapa yang sebenarnya melobi CEO Grand Emerald?” Siska kembali menambahkan. “Tentu saja bukan kamu, melainkan Nona Bella yang memiliki kedekatan secara emosional dengan CEO Grand Emerald!”
“Apa kamu tahu betapa sulitnya untuk menjalin kerjasama dengan Grand Emerald?! Tidak setiap perusahaan di Kota Liwa ini memiliki kesempatan untuk bisa menjalin hubungan dengan perusahaan terbesar di Dunia itu!” ujar Siska kembali membanggakan diri.
“Berkat bantuan Nona Bella yang memiliki kedekatan dengan CEO Grand Emerald, keluarga Pratama pun akhirnya bisa bekerja sama dengan Grand Emerald.”
Aleta terdiam matanya menatap tajam Siska yang sedang mengagungkan jasa Bella Berida.
Sungguh kekonyolan yang dipertontonkan oleh keluarga Pratama. Bisa – bisanya mereka tertipu oleh bualan Bella Berida yang mengatakan kalau dialah yang berhasil membuat Grand Emerald mau bekerjasama dengan Grup Pratama.
Yang lebih konyol lagi, Mereka langsung percaya kalau Bella memiliki kedekatan dengan CEO Greand Emeralad Enterprise.
Sejak kapan dirinya bersahabat dengan Bella Berida?
“Dasar tidak tahu malu! Bisa – bisanya kau mengklaim jasa Nona Bella dengan mengatakan kalau kerjasama Seratus Triliun dari Grand Emerald adalah berkat kamu?” maki Novianty tidak terima jasa calon menantunya di Klaim oleh Aleta.
“Nona Bella? Siap dia? Aku gak kenal?” ujar Aleta sambil mengerutkan dahinya.
Novianty dan Siska tersenyum mengejek. “Kamu pikir kamu itu siapa?” ujar Novianty. “Tentu saja kamu tidak akan kenal! Wanita rendahan kaya kamu itu sangat tidak pantas untuk mengenal sosok Nona Muda keluarga Berida. Keluarga kelas atas di Kota Liwa yang sebentar lagi akan menjadi menantuku!"
"Benar!" Siska langsung menimpali. “Kali ini Grup Pratama bekerja sama dengan Grand Emerald karena bantuan Nona Muda keluarga Berida yang merupakan salah satu dari lima keluarga teratas di Kota Liwa!”
Aleta terdiam sejenak mendengar penjelasan Siska. Sementara Wisnu kembali menegaskan kepada Aleta.
“Sudah paham sekarang?!” ucapnya nyolot. “Justru keluarga Beridalah yang membantuku untuk menjalin hubungan dengan Grand Emerald.”
Wisnu kembali menambahkan. “Tapi kamu begitu tidak tahu malu sampai merebut jasa dari Nona Bella! Apa kamu benar – benar sudah tidak waras?!”