Devira menatap langit-langit kamarnya, ia masih penasaran dengan pria teman Ika. Ia sangat yakin, kalau pernah melihat pria itu sebelumnya. Tapi di mana ia benar- benar lupa. 'Ya Allah buka ingatanku, akan siapa sebenarnya pria itu. Ini penting bagiku, karena aku merasakan hawa negatif ada pada pria itu. Tolong buka ingatanku, mungkin saja dengan mengingat siapa pria itu, bisa mencegah hal buruk terjadi pada tante Ika.' "Iiih, ayo dong, jangan lemot begini. Mana otakmu yang cemerlang itu Devira? Hhh, ini nih, kalau sering berpikiran m***m, dan sering dimesumin. Kerja otak jadi lambat. Iih, gara-gara Mas Boss nih!" Devira menggerutu sendirian. Ia hampir terlompat saat ponselnya terdengar berdering. Di ambil ponselnya dari samping bantal, bibirnya tersenyum saat melihat siapa yang mema