“Jadi bibir siapakah yang tergambar di sisi perutmu, Tom?” tanyaku akhirnya ketika kami berdua sedang membereskan baju kami masing masing. Tomas menunduk sambil mengancingkan kembali kemeja putihnya, melirik ke arah perutnya yang masih terbuka. “Ini?” tanyanya menunjuk gambar bibir berlipstik merah yang mengganggu pikiranku sejak pertama kali melihatnya. Aku mengangguk. Tomas menyelipkan ujung kemeja ke dalam celana pangjangnya sambil memberiku sebuah senyuman menggoda. “Tidak akan kuberi tahu, Red.” “Apa?! Kenapa tidak?” tanyaku makin penasaran. “Memangnya aku tidak boleh menyimpan rahasia dari mu? Lupakah kamu bahwa aku adalah Boss?” Pria itu sudah selesai membenahi kemejanya, dan kini menarik pinggangku mendekat ke tubuhnya. Sambil melayangkan sebuah ciuman di bibirku.Tomas