“Sayang, maaf ya. Ibu tiba-tiba harus jemput Oma sama Opa di rumah Mbah. Belanjanya kita tunda beberapa hari, nggak apa-apa ya?!” Lolita mengangguk cepat, “iya, Bu!” jawabnya super semangat. Belanja! Satu kata itu membuatnya trauma. Baru kemarin jiwa kaum sederhananya diguncang habis-habisan. Ia justru merasa lega ketika ibu mertuanya bertolak ke luar kota. Terima kasih kepada oma dan opa Adnan yang menyelamatkan kaum mendang-mending seperti dirinya. Ucapan terima kasih saja sepertinya tidak cukup. Nanti ia akan mendoakan umur panjang untuk keduanya saat niat ibadahnya kuat. “Baik-baik ya kalian berdua. Jangan berantem. Mas Adnan, istrinya dijagain, terus disenengin. Tolong jangan pelit-pelit, duit jajan Mas Adnan kan banyak.” “Nggih, Bu. Apa aja yang Loli mau, pasti Mas Adnan beliin