"Apa yang kamu lakukan?! " tanya Farel saat memergoki Ello hampir saja mencium Adelia.
"Pak? maafkan saya, saya hanya ingin membersihkan daun kering yang menempel di rambutnya Adelia, " jawab Ello gugup. Kebetulan memang ada dedaunan kering yang hinggap di rambutnya Adelia. Tangan Ello terulur untuk membersihkannya tapi Farel langsung menginterupsinya.
"Jangan sentuh dia! "
Sontak Ello segera menjauhkan tangannya karena kaget. Farel berjalan ke arah mereka lalu menggendong Adelia ala bridal dan membawanya pergi dari sana tanpa mengucapkan satu katapun.
Ello mendelik bingung, kenapa pak Farel begitu posesif pada Adelia? dia pernah dengar kalau pak Farel adalah om nya Adelia tapi bukankah sikap pak Farel agak berlebihan ya?
Di sisi lain Farel baru saja membaringkan tubuh Adelia di atas ranjang UKS. Kebetulan disana tidak ada siapapun bahkan penjaga UKS juga tidak ada. Adelia sedikit menggeliat dari tidurnya, mulutnya perlahan terbuka dan terdengar dengkuran halus dari sana.
Farel membenarkan anak rambut yang menutupi wajah Adelia ke belakang, " Gadis ini menyusahkan saja, jika ada pria jahat yang menyentuhmu bagaimana? "
Pandangan matanya turun ke bibir merah Adelia yang menggoda. Bibir yang dia nikmati pada malam itu. Darahnya berdesir saat mengingatnya. Namun dia tidak dapat melakukannya lagi. Adelia adalah keponakannya.
"Kak Wisnu mempercayakan aku untuk menjagamu, aku tidak mungkin menyentuhmu, " bohong jika Farel tidak merasa tergoda dengan rayuan Adelia selama ini. Sejak gadis itu menginjak umur 17 tahun pandangannya pada Adelia telah berubah. Sejak itulah dia menjauh dan menjaga jarak dengannya. Dia bisa melakukan hubungan intim dengan siapapun tapi tidak dengan keponakannya sendiri. Saat dia akan pergi meninggalkan UKS tiba-tiba saja Adelia menahan tangannya.
"Om mau kemana? " tanya Adelia sambil membuka matanya.
Farel berbalik dan melihat Adelia sudah membuka matanya, " Kamu sudah bangun? om mau mengajar lagi di kelas lain. Tolong lepaskan tangan om. "
"Tidak bisakah om sebentar saja menemani aku? aku kangen sama om. Sudah 5 tahun ini om selalu menjauhi aku. Kenapa om? apa aku ada salah? katakan om, " tanya Adelia menuntut jawabannya.
Farel terpaksa melepaskan tangannya dari genggaman Adelia, " Om tidak punya banyak waktu sekarang!nanti jangan lupa tutup rapat pintu UKS nya jika kamu akan keluar nanti. "
BLAM
Setelah Farel keluar, Adelia membuang bantal kepala ke lantai dengan kesal. Sudah 5 tahun sikap om Farel berubah drastis padanya. Tepatnya setelah om Farel bercerai dengan mantan istrinya.
"Kenapa om Farel kadangkala bersikap dingin padaku? bahkan kami sudah lama tidak pernah jalan bareng lagi seperti dulu, " batin Adelia sedih.
***
Adelia melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan wajah lesu tak bersemangat. Baru saja akan menaiki tangga, papanya tiba-tiba memanggilnya.
"Adelia cepat kemari! "
Perasaan Adelia berubah jadi tak enak. Pasti papanya akan membahas mutasi rekening miliknya. Benar sana, saat dia mendekat dan duduk di ruang keluarga bersama papanya, di atas meja dia melihat ada beberapa buku tabungan yang sudah dicetak mutasi rekeningnya. Wajah Wisnu terlihat merah padam karena Adelia sudah menyalahi kepercayaannya.
"Papa sudah tidak tau lagi bagaimana cara mendidik kamu Adelia! papa pikir kamu itu adalah anak yang baik dan rajin ! kamu bilang uangnya kami gunakan untuk sedekah dengan anak yatim dan duafa jadi papa tidak terlalu memeriksa mutasi rekeningmu! ternyata dugaan papa salah! kamu malah menggunakan uang itu untuk clubbing!! "
Adelia menundukkan kepalanya tak berani untuk berkata apapun karena ini memang adalah salahnya. Dia akan menerima hukuman apapun yang diberikan oleh papanya.
"Dia mirip sekali seperti mamanya. Sama-sama tukang mabuk dan tukang selingkuh, " hina Miranti tiba-tiba muncul di tengah mereka.
Adelia langsung mengangkat wajahnya dan menatap tajam pada mama tirinya itu, " Jaga ucapanmu tante! "
"Adelia!! " bentak Wisnu marah.
"Baiklah aku mengaku salah pa! tapi apa papa tidak pernah bertanya kenapa aku melakukan semua ini?! itu semua karena papa terus mengekangku selama ini! sementara papa memberikan kebebasan pada kak Alisa! padahal aku adalah anak kandung papa! sementara dia hanyalah anak tiri!! " seru Adelia mengungkapkan semua bebannya selama ini.
PLAKKK
Wisnu tiba-tiba saja mendaratkan tamparannya tepat di pipi Adelia. Adelia memegang pipinya yang kebas dengan mata berkaca-kaca. Baru kali ini papanya berlaku kasar padanya.
"Dasar anak kurang ajar!! ternyata ini adalah sikap aslimu! Alisa dan kamu itu jelas berbeda jauh! Alisa dia itu lebih pintar dan berbakat dibandingkan kamu! kamu itu tidak pernah mendapatkan juara pertama dalam lomba apapun. Selalu saja mendapatkan juara 2 dan 3! kalau Alisa bisa seharusnya kamu juga bisa melakukan!! sekarang kamu tidak akan mendapatkan fasilitas apapun baik itu ATM dan mobil!! kamu hanya papa berikan uang saku sehari 100 ribu saja!! sini kemarikan dompetmu!! "
Entah sudah berapa kali papanya membanding-bandingkannya dengan kak Alisa. Dia sudah tidak tahan lagi dan menyerahkan dompet miliknya pada papanya.
"Ini ambillah!! aku tidak membutuhkannya lagi!! kehadiranku dirumah ini juga tidak berarti apa-apa buat papa! lebih baik aku pergi!! " Adelia berlari naik ke atas kamarnya dan memasukkan semua baju-baju berserta barang-barang miliknya ke dalam koper. Setelah itu dia kembali turun sambil membawa koper pink miliknya.
"Kamu mau pergi kemana?! kamu masih mau melawan sama papa?! baiklah kalau begitu pergilah!! kita lihat sampai kapan kamu akan bertahan hidup di luar sana!! " tantang Wisnu.
"Papa jangan meremehkan aku! aku akan buktikan kalau aku bisa hidup tanpa papa!! lihat saja nanti!! " Adelia kembali menggeret kopernya keluar dari rumah. Kali ini papanya sama sekali tidak mencegahnya untuk pergi. Dia hampir saja mau menangis. Papanya tidak pernah menyayanginya. Mengucapkan kata sayang saja nggak pernah walau hanya satu kali saja.
"Aku benci sama papa! benci!! " Adelia mengusap air matanya sambil berjalan di pinggir trotoar jalan. Beberapa orang melihat ke arahnya dengan tatapan aneh, tapi dia sama sekali tidak mempedulikannya. Tujuannya hanya satu yaitu apartemennya om Farel. Untung saja dia masih menyimpan uang 100 ribu di saku celananya lumayan untuk ongkos taksi.
Setelah mendapatkan taksi, Adelia meminta supir taksi untuk membawanya ke apartemen Citra Grand City yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Setibanya disana, dia membayar ongkos pada supir taksi itu lalu turun sambil menggeret kopernya. Apartemen om Farel berada di lantai 15 jadi dia harus menaiki lift terlebih dahulu.
TING
Adelia masuk dengan beberapa orang penghuni apartemen ke dalam lift. Tak lupa dia juga memencet lantai 15 setelah pintu lift tertutup. Sesampainya di pantai 15, dia keluar dari lift dan berjalan menuju ke kamar apartemennya om Farel. Setibanya di depan apartemennya om Farel, dia memencet kode password nya sampai terbuka. Ya, kode password nya masih sama yaitu tanggal kelahirannya. Dia masuk membuka pintu lalu berjalan masuk ke dalam. Baru saja masuk beberapa langkah dia mendengar suara lenguhan om Farel di arah ruang tamu.
"Ahh yeah begitu mulutmu benar-benar nikmat sayang, " racau om Farel sambil memegang kepala gadis yang sedang menikmati keperkasaannya.
Gadis itu terlihat sedikit kewalahan, air mata sudah membasahi pelupuk matanya karena keperkasaan om Farel benar-benar gede dan panjang.
Adelia terpaku beberapa saat saat melihat pemandangan itu. Ini bukan kali pertama dia melihat om Farel b******u ataupun bercinta dengan wanita lain di depannya. Tapi kali ini dia sudah tidak tahan lagi. Dia berjalan mendekati mereka lalu menjambak keras rambu gadis lacur itu.
"Dasar jalang rendahan!! pergi dari sini! beraninya kamu menyentuh om Farel!! " usir Adelia sambil mendorong gadis itu hingga tubuhnya jatuh ke bawah lantai.
"Ahkk!! " teriak gadis jalang itu kesakitan.
"Adelia apa yang kamu lakukan?! kenapa kamu masuk ke dalam apartemenku tanpa izin?! " tanya om Farel berang. Padahal dia sudah berulang kali mengingatkan Adelia untuk tidak datang kemari lagi.
Gadis jalang yang barusan terjatuh langsung pergi meninggalkan apartemen menyisakan mereka berdua saja disana. Adelia membuka satu persatu kancing bajunya dan celananya hingga menyisakan dalamannya saja. Om Farel reflek membuang wajahnya ke samping karena tidak mau melihatnya.
"Sentuh aku om! kumohon sentuh aku! " Adelia mengambil tangan besar om Farel dan meletakkannya ke sebelah bukit kembarnya yang lumayan besar, "Om, kenapa om tidak mau menyentuhku? ayolah om aku sangat menginginkanmu, " rayunya.
Nafsu om Farel sedang berada di puncak ubun-ubun. Apalagi tadi dia belum keluar sama sekali. Dia menarik tubuh Adelia hingga jatuh ke dalam pelukannya.
"Baiklah jika itu maumu! tapi aku ingatkan padamu, pertama yang kita lakukan bukanlah bercinta, " jemari om Farel meraba lubang hangat Adelia dan memasukkan jemarinya itu dengan gerakan yang cukup kasar, "I'm f**k hard. "