139

2146 Words

POV BU Astuti dan Satria Nina terus memandang ke arah perginya Satria. Aku berdeham kecil membuatnya langsung memandangku. "Biarkan saja suamimu pergi, nanti juga pulang. Ayo lebih baik segera masak, ibu sudah lapar. Pak Bandi juga belum makan. Sekalian ada yang ingin ibu bicarakan padamu," kataku, yang sejak kemarin sore begitu khawatir dan terus berpikir yang tidak-tidak gara-gara Wulan melihat foto Nina. Aku tahu benar Wulan seperti apa, dia begitu meledak-ledak dan selalu melakukan sesuatu secara spontan, tak dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya. Aku takut dia akan mencelakai Nina jika tak sengaja bertemu dengan Nina di pasar, misalnya. Aku menggelengkan kepala, bergidik sendiri bahkan hanya dengan membayangkannya. Jangan sampai hal itu terjadi. Aku lagi-lagi bergidik. "Ayo, kit

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD