Vino duduk menyendiri di dalam kamarnya, merenungi setiap sikapnya kepada Mamanya, dia bertanya-tanya sendiri kenapa Mamanya pergi tanpa pamit, apa ada hal yang menyangkut dengan dirinya sehingga mamanya pergi begitu saja?. “Apa mama marah karna aku selalu membantah ucapannya?” tanya Vino pada dirinya sendiri. Dia memainkan pulpen di tangannya, pulpen yang sudah siap memeriksa tugas mahasiswanya, tapi pemiliknya malah duduk melamun. “Tapi aku tidak bisa menceraikan Rania! Aku sudah jatuh cinta padanya,” lanjut Vino lagi dengan galau. “Oh tuhan, kenapa ini jadi rumit seperti ini?” ucap Vino sambil mengusap wajahnya, menarik nafas dalam-dalam agar dirinya bisa mengambil keputusan yang terbaik. Vino mengambil ponselnya dan membuka galeri ponselnya, dia kembali melihat foto Rania di dalam
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


