Chapter 45 - Izinkan Aku Bahagia

1104 Words

(Berlin, Jerman) Malam ini Thalia benar-benar tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Rasa kantuknya sudah menyerang, namun mata sulit dipejamkan. Wajah Arkan terus terlihat. Malam ini  Thalia merasa tidak seperti biasanya. Bayangan Arkan begitu lekat sekali, padahal dari tadi siang Thalia sama sekali tidak memikirkan Arkan. Dia sudah pasrah dengan takdir hidupnya yang tidak mempersatukan dirinya dengan Arkan. Thalia sudah tidak peduli dengan hatinya yang sakit dan rapuh tanpa Arkan. Dia hanya fokus dengan hidupnya sekarang, dia ingin menjadi kebanggaan papanya. Dia pun ingin sekali mengembangkan perusahaan papanya yang baru di rintis di Indonesia, tapi Thalia selalu mengundurkan niatnya untuk pulang ke Indonesia. Thalia keluar dari kamarnya. Dia duduk di teras depan, tidak peduli ha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD