Arkan mencoba menepiskan rasa khawatir di dalam hatinya. Dia tadi saja hampir menabrak pengendara sepeda saat melajukan mobilnya ke lokasi proyek dengan Fattah, hingga Fattah menggantikannya untuk menyetir. Tidak bisa ia pungkiri, saat ini pun dia masih memikirkan Thalia yang berada di kantornya, apalagi Thalia bilang, kalau hari ini Nathan akan datang di kantornya. Arkan mencoba mengirim pesan pada Thalia, tapi tak kunjung Thalia balas. Arkan menelpon ke ponselnya juga tidak dijawab oleh Thalia. Arkan berniat menelfon kantor Thalia, tapi dia tahu, Thalia pasti sedang sibuk di jam sekarang. “Kamu sepertinya gelisah sekali, Arkan? Nyetir saja kamu tidak konsentrasi. Kamu sedang punya masalah?” tanya Fattah. “Eng—enggak, Kak. Aku hanya khawatir dengan Thalia saja saat ini,” jawab Arkan.