*P.O.V Arkan* Mungkin benar kata bunda, aku tidak boleh larut dalam kenangan bersama Thalia. Aku memang fokus pada kuliah dan bengkelku, namun jiwaku kalah dengan kosongnya hati ini. Thalia mungkin sudah bahagia di sana, apa salah jika aku mencoba menepikan dirinya dan menambatkan hatiku pada yang lain? Ya, mungkin belajar mencintai wanita lain lebih tepatnya. Malam ini sepulang dari bengkel, aku melihat Ica sudah berada di rumahku. Bunda yang mengajaknya ke rumah, dan aku sama sekali tidak tahu kalau dia ada di sini malam ini. Setengah hari mereka pergi berdua, rupanya bunda mengajak Ica ke rumah untuk makan malam bersama. Aku hanya tersenyum menyapanya, karena dia pun hanya diam melihat aku langsung menyambut bunda, dengan pelukan dan ciumanku untuk bunda. Mungkin dia sudah terbiasa s