“Mas, di sekitar perumahan mama, ada nggak rumah yang dijual? Atau ruko kosong di deket-deket situ?” “Nggak ngerti,” jawab Arya sambil terus bermain game di ponselnya. “Aku nggak pernah merhatiin.” Cita yang berbaring memeluk Arya, sedang memikirkan lokasi rumah yang mungkin akan dibelinya. Memang tidak sekarang, karena Arya sudah mengontrak sebuah rumah untuk mereka tinggali selama satu tahun ke depan. Namun, Cita mulai memikirkan hal tersebut dan ingin mencari lokasi yang dekat dengan kantor Arya. Kalau bisa, lokasinya juga tidak jauh dari kediaman Arkatama karena Cita tidak memiliki siapa-siapa di Surabaya kecuali keluarga sang suami. “Nanti kalau pulang ke Surabaya, coba dilihat-lihat, Mas,” ujar Cita sambil memandang televisi yang sejak tadi terus menyala. Mereka masih berada di so

