Tubuh Tiffany mematung, diam memikirkan apa yang harus dilakukan agar dia dan ayahnya tetap selamat. “Dasar bodoh. Kamu benar-benar datang sendiri, tanpa pengamanan ketat. Istri seorang Brian Adam seharusnya tidak selemah ini,” ucap pria tersebut. Suaranya terdengar serak dn sinis. “Siapa kamu dan apa maumu?” tanya Tiffany berusaha tetap tenang, meski jantungnya berdebar hebat. “Hmm, kamu berani bertanya apa mauku? Bagaimana jika yang aku mau bisa saja membunuh nyawamu, Nona?” “Aku tidak peduli dengan semua kata-katamu, dan aku tidak takut mati. Asal lepaskan ayahku, aku akan ikut denganmu. Apa pun yang kau mau… aku akan turuti,” ucap Tiffany dengan berani. Ia menatap lurus ke arah sang ayah, yang kini menggeleng seolah melarangnya melakukan itu. Pria itu menaikkan sebelah alis, seola

