Veronica menyipitkan mata, mencoba memastikan. “Iya, sepertinya dia. Tapi… apa yang dia lakukan di sini?”
Tiffany menggeleng pelan. “Aku nggak tahu.”
Mereka berdua turun dari mobil dan melangkah menghampiri gadis itu. Ema yang sejak tadi sibuk menawarkan brosur, baru menyadari kedatangan mereka setelah jarak begitu dekat. Ia berhenti, menarik napas panjang, lalu menghela napas keras dengan ekspresi kesal. Ia buru-buru menyelipkan beberapa brosur yang masih ada di tangannya ke dalam tas yang ia bawa.
Ema hendak pergi menghindari Tiffany, tapi dengan cepat Tiffany menahannya.
“Kenapa buru-buru?” tanya Tiffany sambil menggenggam tangan Ema.
Ema menoleh, lalu ia menarik tangannya. Ia menatap Tiffany dan Veronica secara bergantian, dengan tatapan matanya sinis.
“Oh… Tiffany. Lama nggak b
