When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Gya baru saja masuk ke dalam rumah ketika suara Ibu terdengar sangat nyaring. Langkah tergesa-gesa Ibunya juga terdengar dengan jelas. Namun, Gya sama sekali tidak peduli. Dia tetap dengan santai melepas sepatu pantofel yang digunakannya. Lalu meletakkannya di rak yang ada di teras rumah. Kebiasaan sejak kecil yang diajarkan oleh Ayahnya. Menjadi bertanggung jawab dan mandiri bagi kebutuhan kecil masing-masing. Contohnya seperti uang saku bulanan yang diberikan Ayahnya setiap kali beliau gajian. Uang saku itu terserah digunakan untuk apa saja, membeli kuota ataupun hanya sekadar membeli pernak-pernik. Namun, Gya dan saudara-saudaranya sejak kecil sudah terbiasa naik angkot ataupun jalan kaki, jadi uang saku itu juga digunakan untuk ongkos transportasi. Ayah tidak akan menambah uang saku ji