bc

OH JODOH

book_age18+
1.0K
FOLLOW
4.8K
READ
love-triangle
badboy
billionairess
drama
comedy
sweet
bxg
city
office/work place
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Berawal dari waspada yang berlebihan membuat Listya menggunakan nama Nengsih saat berkenalan dengan Mahesa.

Namun siapa sangka, hal itu malah menjadi bumerang saat tahu ternyata Mahesa adalah sahabat Adam Rich—Pria yang juga sedang berusaha mendekati Listya.

Dengan berbekal slogan kaya dan kece dari lahir serta pewaris tunggal The Rich Company, Adam terus berusaha mengejar Listya. Sementara Mahesa juga selalu mencari alasan untuk terus bertemu Nengsih.

Baik Adam atau Mahesa, sama-sama tidak tahu kalau Listya dan Nengsih adalah orang yang sama.

Apa yang terjadi kalau mereka bertiga bertemu?

chap-preview
Free preview
Prolog
"Ya ampun … ini posting-an orang-orang kok nggak pada bisa dikondisikan, ya. Enggak Facebook, Instagram isinya foto-foto orang nikahan. Bisa nggak, sih, mereka menghargai status single?! Huh." Listya melempar ponselnya asal ke tempat tidur. Wanita itu beranjak menghampiri tirai lalu membukanya sehingga sinar matahari pagi menjelang siang otomatis masuk ke kamar yang ditempatinya. "Listya, Listya ... bangun!" teriak Ratih—sang Mama—sambil mengetuk pintu. Tanpa menunggu waktu lama, Listya kemudian membukanya. "Ini anak perawan jam segini baru bangun?" Ratih memperhatikan putrinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Ya ampun, Ma. Ini hari Minggu, waktunya hibernasi. Emangnya nggak capek kerja aja tiap hari?" "Makanya punya suami biar ada yang nafkahin." Ratih melangkah menuju jendela kamar. "Ini jangan cuma tirainya aja yang dibuka, jendelanya sekalian biar kamar kamu nggak sumpek. Itu kasur juga diberesin ya ampun berantakan banget." "Mama Ratih Puspadewi yang paling cantik, aku masih 25 tahun. Masih muda kali, jadi santai aja." "Bukannya kamu yang ngeluh masalah capek kerja? Mama, kan, cuma ngasih saran," balas Ratih. "Lis, umur 25 itu udah cocok loh buat nikah," lanjutnya. "Ya ampun. Lihat Luna Maya sama Raline Shah, mereka bahkan lebih tua dari aku tapi belum nikah." "Lis, yang jadi pertanyaannya satu, emangnya kamu artis?" "Ya bukan, tapi emang apa bedanya? Orang sama-sama perempuan." "Aduh aduh, Mama bisa migrain kalau debat sama kamu. Sebentar Mama ambilkan sesuatu dulu." Ratih lalu keluar dari kamar. "Ambil apa, Ma? Jangan bilang air. Aku udah bangun loh, ngapain disiram?" "Sebentar!" Ratih setengah berteriak. Namun, beberapa saat kemudian ia kembali dengan membawa setumpuk undangan. "Wah wah, apa itu?" Listya terkejut melihat banyaknya undangan yang Ratih letakkan di atas tempat tidurnya. "Terakhir ngitung totalnya ada 33, itu pun nggak tahu kalau ternyata salah ngitung,” jelas Ratih. “Sebenarnya Mama heran, kamu bisa punya teman sebanyak itu dari SD, SMP, SMA bahkan kuliah … masa nggak ada yang nyantol satu pun?" "Aduh Mama, bisa nggak sih di depan pintu rumah kita atau di depan pagar sekalian tulis nggak menerima undangan. Gajiku bisa abis kalau begini caranya. Lagian kalau aku nikah nanti, mereka belum tentu pada datang juga, kan?" "No comment, itu urusan kamu, Lis." "Ini musim nikahan apa gimana, ya," ucap Listya lesu. "Makanya cepetan nikah supaya nggak diundang terus. Gantian kamu yang ngundang mereka. Jangan ngejomlo terus makanya." "I'm single, Ma." "Udahlah sama aja. Mau single mau jomlo intinya nggak punya pasangan, nggak ada yang ngapelin tiap malam Minggu dan nggak ada yang ngajak liburan. Ah pokoknya gitu, deh." "Mama itu sentimen banget ya sama aku." "Makanya, jadi perempuan jangan galak-galak. Terus, omongan juga jangan sampai kayak netizen yang pakai akun palsu, seenak jidatnya aja. Ekstra pedas. Kamu seharusnya lebih lembut, biar laki-laki tertarik." "Perasaan Mama deh yang galak, bawel lagi!" Listya membela diri. "Mama serius loh. Oh ya, hari ini Mama pengen kamu main yang jauh sana, siapa tahu ketemu jodoh." "Mama ngusir aku?" "Mama cuma mempersilakan kamu refreshing, tiap libur kerja kamu, kan, di rumah aja." "Aku mending di rumah, Ma. Rasanya nyaman dan tenang." "Ya bolehlah sekali-kali cari angin, jangan di kamar terus." "Kamarku ada kipas angin, jadi nggak perlu ribet-ribet cari angin ah." "Aduh, atau gini aja … kamu mau cari jodoh sendiri atau Mama jodohin kamu sama juragan kampung sebelah, mau?" "Apa?!" Listya setengah berteriak. "Kalau mau jodohin sama Adipati Dolken atau Herjunot Ali kek, atau kalau bisa sama Sehun. Masa sama juragan kampung sebelah yang istrinya udah tiga. Mama yang bener aja, tega banget anaknya mau dijadikan istri keempat." "Ya justru itu, silakan pilih jodoh sendiri. Cara paling sederhana adalah jalan-jalan, kamu nggak mungkin ketemu jodoh di dalam mimpi, Lis." "Oke, oke. Fine, hari ini aku jalan-jalan." "Mama harap pulangnya ada laki-laki khilaf yang nganterin kamu." "Ah udah ah, aku mau mandi jadi tolong Mamaku yang cantik ini keluar," ucap Listya sambil membimbing Ratih keluar dari kamar. "Iya, iya, tapi kamu harus inget pesen Mama. Bersikaplah yang manis, sampai sini paham?" "Oke!" Listya menunjukkan jempolnya, kemudian ia menutup kembali pintu kamarnya. Sebelum ke kamar mandi, Listya menatap tempat tidurnya yang berantakan di tambah puluhan undangan berserakan. “Aduh, itu undangan bisa banyak banget gitu, ya. Bisa dipastikan nanti bakal panas denger pertanyaan kapan nikah. Pertanyaan sialan!” Tak lama kemudian, Listya masuk ke kamar mandi dan mulai melucuti seluruh pakaiannya   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

You're Still the One

read
117.4K
bc

Secret Marriage

read
942.8K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook