POV Ilana Aku dan suamiku terus memperhatikan Rini. Ia hanya berkata, Pak, dan kembali diam lagi. Ada hal penting apa sih sebenarnya? "Rini, ada apa? Katakan saja." Pak Adam menatapnya tak sabar. Aku juga heran dan terus bertanya-tanya dalam hati apa yang akan dikatakan Rini sampai ia terus ragu-ragu begitu. "Emp, Pak. Bolehkah saya membawa anak saya, Pak? Fatan teman main Umi tapi masih tua Fatan dua tahun, tapi mereka di sekolah yang sama. Aku ... he he." Dia nyengir. "Aku gak tega jika pergi jauh 10 hari tanpa Fatan," lanjut Rini, dia tersenyum canggung. Menatap Pak Adam dengan tak nyaman. Aku ikut memperhatikan suamiku. Pak Adam menggeleng. Ia kembali menggeleng lagi, dengan senyum menyimpul di bibirnya. "Astaga Rini, saya kira kamu mau bicara apa sampai takut begitu wajah kamu.