16

1160 Words

POV Adam + Ilana + Rifani "Janji apa?" Tatap istriku tampak begitu penasaran. Tanganku menyusuri pipinya yang lembut, wajah Lana perlahan merona merah. Dia tersenyum malu. Cantiknya dia, saat malu-malu seperti ini. Aku terus memandanginya sengaja ingin menggoda bidadari cantikku ini lebih lama. "Janji dulu baru kakak katakan," kataku, menatapnya begitu lekat tak henti mengaguminya. Kugenggam kedua tangannya kemudian membawanya ke bibirku, mengecup jemarinya dengan lembut. "Ayo katakan, Sayang, mau janji tidak? Hm?" Kupandang dia. Matanya membulat, bidadari cantikku ini kemudian menyipitkan mata, menatap dengan heran. "Katakan dulu baru aku bisa janji, Kak. Kalau kakak gak katakan, aku gak tau aku harus janji apa. Kakah aneh." "Iya juga." Aku nyengir. Kusentil hidungnya. "Janji kita a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD