16. Pilu.

1998 Words

Lift berhenti di lantai dua belas. Pintu terbuka, menampakkan lorong panjang dengan pencahayaan hangat. Langkah Uma terasa ragu, sementara Bu Lamtiur berjalan di sisinya. Daniel memimpin di depan, membuka pintu apartemen dengan kartu akses. Begitu pintu terbuka, aroma kopi bercampur wangi kayu langsung menyambut. Apartemen itu rapi, dengan perpaduan furnitur modern dan sentuhan hangat—sofa abu-abu lembut, rak buku berderet di satu sisi, dan balkon kecil yang menampilkan pemandangan lampu-lampu kota. “Silakan masuk,” kata Daniel, menaruh kunci di meja kecil dekat pintu. “Ini akan jadi tempat kamu sementara. Tidak besar, tapi aman.” Uma melangkah pelan, menatap sekeliling. “Ini… sudah terlalu mewah untuk saya,” ucapnya lirih. Bu Lamtiur tersenyum. “Kamar tamunya ada di sebelah kanan. Ada

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD