Langit Jakarta mulai berubah warna. Dari jingga ke abu. Dari abu ke kelabu. Dan di tengah pemandangan cityscape yang megah dari jendela kaca lantai penthouse itu … Sky duduk sendirian. Punggungnya menyandar di sofa panjang abu-abu. Lengan kirinya di sandaran, tangan kanannya menggenggam cangkir kopi yang udah dingin dari setengah jam yang lalu. Musik mellow mengalun pelan dari speaker. Sekarang … dia lagi gelisah. Banget. Matanya tajam menatap layar HP. Empty. Aurielle belum chat, belum telepon, belum kasih kabar. Dan Levi … apa dia masih di sana? Sky menggertakkan giginya pelan. Dia tahu, ada hal-hal yang cuma bisa dibicarakan sama masa lalu. Dan Sky bukan bagian dari masa lalu itu. “Stupid …” gumamnya. Dia mengacak rambut sendiri, frustrasi. Tangan kanannya meninju bantal sofa kec

