Perselingkuhan Tidak Disengaja?

1372 Words
Entah ilusi atau nyata, bibir mereka tadi sempat saling sentuh sekilas. Hanya sekelebatan. Sky menahan napas. Rahangnya menegang, matanya membelalak sesaat. I swear … tadi bibir kita sempat nyentuh. Jantungnya menggila, keringat dingin jadi muncul di kening. Tangannya melingkari pinggang Aurielle, sementara tubuh cewek itu terasa hangat menindihnya. Aurielle juga masih diam, matanya membesar, pipinya merah. Napasnya tercekat, jantungnya berdebar tak karuan. Waktu seakan berhenti. Sky menatap bibir Aurielle lagi … pink, sedikit terbuka karena napas kacau. Dan itu bikin hasrat di d**a Sky makin susah dikontrol. Suaranya pecah rendah, serak. “Elle …” Aurielle tersadar, buru-buru bangun dari posisi itu. Ia meraih ujung sofa, menarik diri dengan wajah panik. “Oh my God! Aku … aku nggak sengaja!” Sky ikut bangun, duduk tegak, tapi matanya masih menempel ke wajah Aurielle. Bibirnya menekuk senyum tipis getir, langsung keluar kata salting. “Ah … aku juga nggak sengaja.” Padahal dalam hatinya, ia tahu betul, kalau Aurielle nggak buru-buru kabur, dia pasti udah nekat nyium beneran. “Aku … aku harus masuk kelas dulu. Bye, Sky!” katanya cepat, hampir lari ngibrit keluar ruangan tanpa berani menoleh lagi. Pintu menutup, meninggalkan keheningan. Sky terdiam sebentar, lalu akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Tangannya terangkat, menyisir rambut berantakan sambil menghela napas berat. “Damn…” gumamnya lirih, mata menatap langit-langit ruangan kosong. Jantungnya masih berdetak gila, belum mau tenang. Padahal udah sering deket-deketan sama lawan main drama. Dan mereka semua juga cantik, manis. Pelukan fake, bahkan adegan ranjang fake sekali pun … semua bisa gue kontrol. Jantung gue nggak pernah berdebar. Ia menutup mata, bibirnya menekuk senyum pahit. Tapi … sama dia? Sama Aurielle Van Leeuwen? Kenapa jantung ini nggak bisa diem ya … Sky mendesah panjang, satu tangan masih nempel di d**a, merasakan degup yang nggak wajar. [POV Aurielle] Aurielle lari ke koridor sambil napasnya ngos-ngosan, pintu kelas masih jauh tapi kakinya kaya ditarik-tarik. Hentakan langkahnya nggak ngebuat kepala tenang, malah makin berisik karena setiap detik yang lewat dia replay momen itu berulang-ulang di kepalanya. Bibir kita … sebentar doang, cuma sekelebat, tapi kenapa rasanya terlarang? Kenapa ada rasa bersalah yang langsung ngilu di ulu hati? Itu cuma kecelakaan! Iya cuma kecelakaan. Sky cuma jaga supaya aku nggak jatuh dan … bibir kita nggak sengaja nempel. Tapi hati kecilnya Aurielle nggak mau diem. Ini apakah namanya perselingkuhan nggak disengaja? Kalau Levi tau, paru-paru ini mungkin langsung copot. Levi … maafin aku hiks. Kalau dia tau, gawat. Sky bisa dihajar habis-habisan. Levi bakal marah, bakal muncul di depan mata aku dengan muka dingin itu, dan segala hal yang aku pikir tentang masa depan yang udah dijodohkan sejak kecil bakal runtuh. Levi nggak boleh tau! Aurielle menempelkan punggungnya ke tembok, tangan gemetar menutup mulut biar napasnya nggak keburu kedengeran sama orang yang lalu lalang. Oke, tarik napas! Dua kali. Bilang ke diri sendiri ini cuma salah paham! * * Satu Minggu Kemudian, The Inferno Circuit, Indonesia, Malam Hari VRMMMM!!! VROOM!!! “WOOOOOOO!!!!!” “INFERNOOO!!! ARE YOU READY FOR TONIGHT?? LET’S GOOOO!!!” “SKY GABRIEL MASUK PADDOCKKK OMG!! GANTENG BANGET TUHAN!!” “ICE PRINCE ZEEEEE!!! BIKIN MELELEHHHH!!!” Suara mesin meraung-raung bikin suasana makin panas. Penonton udah tumplek di tribun, teriak-teriakan hype ke udara. Malam itu, The Inferno, sirkuit balap motor baru paling famous di Jakarta yang dibangun keluarga Aryadiningrat, pecah. Tribun penuh sesak, literally kayak konser musik. Lampu neon ungu, biru, merah nyala silih berganti. Suara speaker pecah teriak nama-nama pembalap. Ribuan HP terangkat ke udara, flash menyala-nyala. 1G Story banjir @cewekjaksel_ : "The Inferno vibe gila sih, lebih heboh dari konser Coldplay asli. SKY turun balap guys wtf??" @motogear.id : "Bukan cuma mesin, tapi visual pembalap juga bikin panas. Inferno full house, no seat left!" @ayochill : "Cewek-cewek literally teriak lebih keras daripada suara knalpot. Sky & Zee effect nyata." Di paddock khusus pembalap, tiga cowok ganteng dengan aura superstar lagi jadi tontonan gratis. Sky jongkok di samping motornya, tangan penuh grease, keringat tipis di dahi. Walaupun dia aktor muda viral, malam ini dia beneran turun sebagai rider. Jersey hitam ngepas badan bikin auranya makin bad boy. Zee, dengan gaya cuek khasnya, lagi ngatur tekanan ban. Fokus, cool, kayak nggak peduli semua mata cewek-cewek yang lagi nonton dia dari balik pagar. Ace Hartono sibuk adjust helm dan body suit, senyumnya masih santai playboy banget meski sebentar lagi harus ngebut 200 km/jam. Dan Vinny? Well, dia bukan rider, tapi hadir dengan outfit nyentrik crop top putih dan jaket oversize bling-bling. Tugasnya jelas > jadi cheerleader dadakan sambil sibuk story-in mereka semua ke 1G. “Bro, RPM lo kegedean tuh,” teriak Sky ke Zee, sambil wiping tangannya ke lap. Zee cuma angkat dagu. “Santai. Gue tau limit gue.” Vinny langsung nyeletuk nyolot, “Limit lo sih nggak pernah ke hati cewek, tapi ke mesin motor iya.” Ace ngakak, “Facts!” Dan di salah satu sisi VIP lounge, ada sekumpulan cewek-cewek hits, outfit mereka full branded, makeup on point, heels nggak kira-kira walaupun venuenya sirkuit balap. Mereka nongkrong sambil minum sparkling water, mata fokus ke paddock di bawah. “Gue sumpah, cewek normal di sini dateng buat nonton balapan. Kita? Dateng buat hunting cowok.” “Facts! Kalo bisa langsung dapet rider atau anak konglomerat, why not?” “Eh liat tuh Sky, gila keringetan aja cakep.” “Zee vibesnya dingin tapi kaya, fix calon suami idaman.” Marsella ada di antara mereka. Wajahnya cantik kalem, lebih soft dibanding temen-temennya yang heboh, tapi tatapannya tetep nggak bisa lepas dari paddock. Sesekali dia gigit bibir bawah, nahan deg-degan. Salah satu cewek blonde highlights nyeletuk. “Serius deh, ini tempat perfect banget buat man hunting. Cowok-cowok di sini minimal cucu konglomerat semua. Kalo nggak rider, ya investor sirkuit.” “Exactly. Makanya jangan pulang tangan kosong ya, girls. Pacar kaya = masa depan aman.” Marsella senyum tipis, pura-pura fokus ke balapan, tapi jelas matanya ngikutin Zee. Tiba-tiba sorakan makin pecah pas satu cowok masuk paddock. Cowok tinggi dengan rambut gelap highlight merah ujungnya, aura beda banget. Lebih dingin, lebih bahaya. “WHO THE HELL IS THAT?!” “Omg new player?? Visualnya final boss sih …” “Fix! Kalo itu cowok join balapan, semua cewek di sini bisa langsung berpaling.” Cewek-cewek geng Marsella langsung pada heboh, saling dorong biar bisa liat lebih jelas. “Ya ampun, dia ganteng banget sumpah … vibesnya kayak mafia!” “Sky, Zee, Ace udah ganteng. Tapi ini … nambah satuuuuu sih.” Marsella cuma terdiam, matanya membesar, dia tau jelas siapa cowok itu. Leviathan Yoon Dirgantara. Sosok yang nggak asing sama sekali. Tunangan Aurielle Van Leeuwen, anak majikannya ayahnya. Marsella inget banget, dulu tiap kali Levi main ke rumah Van Leeuwen, Aurielle pasti nempel 24/7 kayak lem UHU. Mereka main bareng, ketawa bareng, bahkan ribut kecil pun bareng. Sedangkan dia? Hanya berdiri di pojok, pura-pura sibuk bawa teh atau ngeberesin sesuatu biar nggak keliatan terlalu bengong. Levi … nggak pernah sekalipun menoleh padanya. Nggak pernah sadar dia ada. Mungkin karena sorot mata cowok itu selalu nempel ke satu orang. Aurielle. Marsella mendadak ngerasain sesuatu nyes di dadanya. Dulu, dia sering ngintip Levi diam-diam—dari celah pintu, dari balik pagar, bahkan kadang dari jendela lantai dua rumah. Cara Levi jalan, cara Levi bicara … semuanya bikin jantungnya berdebar, meski itu nggak pernah jadi miliknya. Dan sekarang, cowok yang dulu cuma bisa dia pandang dari jauh … berdiri di paddock The Inferno dengan aura berbahaya tapi seksi. Rambutnya gelap dengan highlight merah di ujung, sorot matanya tajam, bahunya tegap. Atmosfer di sekelilingnya berat banget, bikin semua orang otomatis minggir. Marsella menggigit bibir. Tangannya refleks meremas clutch bag kecil di pangkuannya. Dia beneran balik ke Indo? Cewek-cewek gengnya masih teriak heboh. “Ya ampun, dia lebih ganteng live daripada drama Korea.” “Auranya mafia banget! Gue fix nggak pulang sebelum tau 1G-nya apa.” “Tuh liat Marsella, kok lo diem aja? Nggak jatuh cinta gila liat cowok beginian?” Marsella senyum kaku, tapi hatinya chaos. Kalau mereka tau … kalau mereka sadar siapa Levi sebenernya … Kalau mereka tau, cowok yang baru masuk paddock ini bukan sembarang cowok ganteng, tapi … pewaris mafia Yoon Dirgantara. Dan yang paling ironis? Marsella lah yang sejak dulu suka ngintip dari balik bayangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD