“Nyonya, pergi dan temui pangeran Marvin. Dan selesaikan semuanya dengan tenang. Pangeran Marvin juga manusia biasa meski dirinya memiliki kasta yang tinggi. Tapi dia juga pasti memliki sisi kemanusiaannya…” Seiring dengan nasehat Valelria. Windy yang tak memiliki pilihan lain, mengingat Swan juga pingsan. Akhirnya dirinya bangkit dan melangkah menuju ke arah pintu dan menaiki lift menuju kamar yang dia gunakan bersama sang pangeran. Baru saja pintu lift terbuka, pangeran Marvin dengan sigap menyambutnya dengan pelukan. “Aghh…akhirnya kau datang, Sayaang…aku takut kau tak kembali sama sekali setelah bertemu dengan keluargamu. Aku takut kehilanganmu Ellena…” pelukan erat sang pangeran yang terasa hangat menyentuh kalbunya, membuat Windy menghela nafas panjang. “Gimana aku tidak datang.

