Arjun terlihat membungkuk kepada Windy. “Nyonya, mari ikut saya…” Mereka berjalan meninggalkan Swan yang memijit kepalanya karena sakit. “Mas, Arjun. Itu si Swan kenapa dah? Apa dia kesurupan?” “Nyonya. Mohon Nyonya tidak bersedih. Tuan hanya sedang menyusun kembali hatinya yang hancur…” “Tapi, Mas Arjun. Aku juga tidak menginginkan berada di situasi itu. Siapa juga yang akan bahagia sedangkan dirinya tidak mengingat apapun tentang masa lalulnya sedikitpun…” ucap Windy membuat Arjun menghela nafas panjang tak bisa berkata. “Yah, meskipun aku sendiri juga merasa bersyukur bertemu dengan Marvin. Dia cukup menjaga dan menghargaiku. Terlebih melihat Marvin sebelum tarung mengatakan tidak bisa melihatku sedih, itu sebabnya dia menyetujui pertarungan itu, aku seneng…tapi bukan berarti aku

