Seminggu berlalu dari sikap Swan yang dingin kepada Windy karena kekesalan hatinya melihat sang istri telah akrab kepada dokter yang bekerja untuknya. Meski tak melampiaskan kemarahannya kepada sang istri, tapi sikap diam dan terkesan menjauh ini yang justru membuat Windy seperti berada di neraka. “Tuan, sebaiknya Tuan tidak terus mendiamkan Nyonya. Karena Nyonya juga tidak faham dengan maksud, Tuan. Apakah tidak sebaiknya Tuan mendatangi Nyonya malam ini? Karena Nyonya terlihat lesu dan tidak bersemangat sejak tuan menolaknya di ruang perawatan….” Swan menoleh menatap Hansen dengan tajam “Masih mending aku mengampuni nyawanya, Hansen. Dia bahkan tertawa cekikikan di depanku yang terbaring tidak berdaya, seolah dia memang tidak pernah menganggapku. Bahkan aku merasakan kedekatan mereka

