Talia menguap kecil sambil menempel di bahu suaminya. “Aku lapar, Mas,” katanya manja. Bima tersenyum, menatapnya penuh kasih. “Aku masakin, mau nggak?” tawarnya. Talia meniru gaya tak percaya, lalu tersenyum nakal. “Kamu bisa masak, ya? Seingat aku kamu lebih jago ngurus angka daripada wajan.” Bima pura-pura tersinggung, lalu menggendong Talia ke pelukan. “Jangan remehin suamimu ini. Banyak hal yang belum kamu tahu, Lia. Ayo, kita turun — aku tunjukin satu dua jurus rahasia dapur CEO.” Mereka melangkah turun menuju dapur. Di pintu, Mbok Siti dan Mia sedang membereskan piring. Bima menghentikan langkah sejenak. “Mbok Siti, Mia — kalian boleh pulang dulu, ya. Kita masak berdua sebentar.” Mbok Siti mengangguk sopan, sedikit tersenyum. “Baik, Pak. Kalau begitu kami permisi, Bu Tali
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


