Di meja makan, lilin-lilin sudah disusun rapi. Aroma masakan yang baru matang masih memenuhi ruang makan. Talia tersenyum kecil sambil menata piring, membayangkan wajah Bima saat melihat “candlelight dinner” pertamanya.
Namun senyum itu lenyap begitu ponselnya berbunyi. Ada notifikasi pesan masuk dari Vera.
Dengan tangan gemetar, ia membuka. Beberapa foto muncul: Bima duduk dengan Lily, terlalu dekat, terlalu akrab. Lalu pesan singkat menusuk hatinya.
“Mbak, suami kamu lagi cari wanita lain. Karena kamu nggak becus jadi istri, keguguran, sibuk di luar. Makanya dia cari pelampiasan sama sekretarisnya.”
Mata Talia membelalak. Bibirnya bergetar.
“Jadi… benar? Mas Bima selingkuh… sama sekretarisnya yang tadi diajak makan masakan ku?” gumamnya lirih, d**a terasa sesak.
Ia menjatuhkan pons
