3. Bagaimana?

1027 Words
"Jadi kamu gimana? Dengar mereka beragumentasi terus?" celetuk Lely. Lely Noviani, sahabat baiknya Tasha. Saat ini Tasha di MC'D, dia frustrasi lihat suaminya waktu malam kemarin. Entah apa yang ada di otak Tasha sekarang. Rasanya dia mengeliding geli seluruh bulu kuduk nya berdiri. Dia menikah dengan Ando juga terpaksa. Kalau bukan hendak kemauan dari ibunya sendiri. "Ya gimana lagi? Masa aku harus hilang?" tutur Tasha makin frustrasi. "Ya, salah kamu sih. Kerja pun gak hati-hati. Lihat tampang muka Oke, cakep. Aslinya? Sudah tau kan? Dia gay!" cibir Lely menggigit donat di depannya. Tasha bisanya mendengku, bahkan dia tidak tau harus bagaimana menghadapi suaminya di rumah nanti. Penginnya sih Tasha nginap di rumah sahabatnya. Tapi, Tasha tidak mungkin mengganggu hubungan asmara bahagia Lely dan Revan. "By the way, gimana hubungan kamu sama Revan?" tanya Tasha, mengalihkan percakapan lain. "Biasa saja, beberapa hari ini, dia akan jauh lebih sibuk. Jadi dia jarang datang ke rumah," jawab Lely membersihkan jarinya yang ternoda oleh cokelat dia makan tadi. Tasha yang mendengar Revan jarang ke rumah Lely. Wajah Tasha kembali berseri-seri. "Aku nginap di rumah mu, ya?" ucapnya cepat. "Eh?" Lely kaget, bukan tak izin Tasha nginap di rumahnya. Bagaimana nanti Ando ke carian dirinya. Bisa-bisa masalah makin panjang. Apalagi Tasha masih jadi pengantin baru di keluarga Wicaksana. Bagaimana nanti keluarga Wicaksana tau hubungan mereka. Siapa yang tidak kenal sih, Wicaksana. Keluarga paling terkaya. Apalagi seorang wanita tua, bernama Veranda. Memiliki kekayaan berlimpah-limpah. Sejak suaminya meninggal, Veranda yang mengelola semua perusahaan telah banyak cabang seluruh wilayah Indonesia. Kalau sampai tau, Tasha hanya numpang nginap di rumah Lely untuk menenangkan diri. Itu tidak masalah. Permasalahan nanti Ando. Putranya Veranda. Tidak ada tau sikap Ando itu seperti apa nanti, jika diketahui kalau Tasha tidak mau tidur di sana karena masalah hal sepele. Bahwa Ando sedang berhubungan cinta dengan kekasih sesama jenis? "Sekali saja, aku tau, kamu bakal keberatan kalau aku nginap di rumah mu. Toh, mertua gak di rumah, dia juga gak akan datang ke rumah putranya. Soalnya putranya juga nanti gak akan di rumah. Pasti sedang seru dengan kekasih satu-satunya," ucap Tasha panjang lebar, sekaligus memohon pada Lely. Berharap Lely mau mengizinkan dirinya tidur di rumah. Lely Oke saja, dia tidak masalah, Tasha tidur di rumahnya. Dia masih berpikir keras. "Bagaimana, kalau suami mu, datang mencari mu? Kamu bagaimana menjelaskan padanya?" tanya Lely kembali pada Tasha. Tasha menghela malas, "Dia gak akan mencari ku. Toh, aku sudah bilang tadi. Dia lebih bahagia dengan kekasih cintanya, aku ini apa? Istri hanya dipandang sosok pembantu!" "Ya, I know, Tasha. Tetap saja kamu itu istrinya keluarga Wicaksana. Oke, kita gak perlu bahas soal suamimu. Bagaimana dengan mertua mu nanti? Kalau tiba-tiba dia datang ke rumah kalian? Terus melihat di rumah sepi? Apa yang akan kamu lakukan dan apa yang akan kamu jelaskan kepada mertua mu?" Beberapa pertanyaan diberikan oleh Lely kepada Tasha. Tasha akan protes, tapi ditarik duluan oleh Lely. "..., kamu tau bagaimana sikap Nyonya Veranda? Beliau adalah wanita paling terhormat. Bahkan wanita paling disegani oleh seluruh masyarakat, kalau sampai hal kecil itu dijadikan besar. Apa yang akan kamu tanggung jawab kan semua itu? Coba kamu pikir dulu. Suami mu, memiliki IQ jauh lebih dari IQ mu. Dia bisa saja memanipulasi semua fakta yang kamu dapatkan, kamu pasti akan mendapat masalah jauh lebih besar, apalagi kamu dua kali sudah buat suami mu kesal, bukan?" Tasha mendengar sangat baik segala penjelasan dari Lely. Tasha juga sempat berpikir. "Ada benarnya, sih? Tapi ...," Tasha terdiam sejenak, "..., Nyonya Veranda gak akan membela anaknya. Soalnya waktu disuruh Ando nikahin aku itu juga karena ...." "Itu urusan kamu. Yang penting kamu tetap harus jalani resiko itu. Selesai kan baik-baik," potong Lely. Tasha lemas, dia meluruskan kedua tangan ke meja, dan kepalanya di sana. Lely mengangkat minuman dan juga makanan itu. Kalau tidak, pasti akan jatuh semua. Bisa merepotkan dirinya nanti di sini. Bagaimana sikap Tasha yang ceroboh itu. **** Pada malamnya, Tasha mau tak mau tetap tidur satu atap dengan suaminya. Padahal Tasha malas untuk kembali ke rumah ini. Tasha memandang sangat lama pada rumah bertingkat. Entah apa ada dipikirannya sekarang. Pertama kali dia menginjak rumah ini, juga karena permintaan ibunya. Teringat semuanya. Saat dia hendak mengetuk pintu, seorang muncul dari daun pintu itu. Seorang lelaki tampan. Tasha terpukau dong dengan wajah lelaki itu. Lelaki yang sudah menjadi suaminya sekarang. Tasha menarik napas seolah beban hidupnya akan semakin berat. Dia pun mulai mengangkat kakinya dan melangkah ke rumah itu. Saat dia hendak akan mengetuk pintu. Pintu itu terbuka tanpa perintah apa pun. "Ke mana saja kamu?" pertanyaan pertama ke luar dari mulut Ando. Tasha diam, dan tergagap. Dia ingin jawab, tapi pertanyaan itu dia dapat bukan Ando. "Tasha tadi keluar bentar, cari ud-" Tasha belum selesai menjawab, Ando keburu menarik Tasha masuk. Membuat Tasha bengong akan sikap suaminya itu. "Cepat buat makanan! Aku dari tadi sudah lapar menunggu kamu?!" ucap Ando mengomel tak jelas. Tasha menepis tangannya dari Ando. "Bukannya Tuan makan bersama kekasih yang bernama Lucas itu?" balas Tasha memberi pertanyaan kepada Ando. Ando menoleh dan menatap tajam padanya. Tasha tidak peduli seberapa suaminya marah atau kesal padanya. Toh, itu bukan kesalahan sepenuh dari Tasha. "Makan bersama apa? Aku sudah putus dengannya, sekarang cepat buat makanan. Kamu mau aku mati kelaparan menunggu dirimu pulang, dan enak-enakan makan berdua bersama teman mu?" jawab Ando, awal jawaban dari Ando sangat lembut, kemudian di akhir Ando kembali memerintah Tasha segera buat makan malam untuknya. Tasha tidak salah dengar, apa yang Ando jawab itu. "Tuan, kok, tau? Aku sedang makan berdua sama Lely? Tuan ada di sana?" Ando langsung berkilah cepat. "Tidak! Bukannya kamu tadi bilang sedang keluar bersama temanmu? Sudahlah, cepat buat makanan!" Ando pergi begitu saja tanpa beri kesempatan apa pun untuk Tasha berbicara. Tasha melihat punggung lebar itu mulai menjauh dari pandangan. Ada satu ulasan aneh di wajah Tasha. "Apa yang terjadi dengan suami aneh ini? Aku pikir dia akan marah padaku, ternyata ...." "Kenapa berdiri saja! Cepat buatkan, atau kamu tidur di sofa?!" teriak Ando tiba-tiba membuat Tasha terkejut. "Iy-iya, Tuan!" Tasha langsung bergegas ke dapur. Membuka kulkas dikeluarkan isian yang ada. Ando duduk di ruang televisi membuka channel dia tonton. **** SUDAH UP. TAP LOVE. KOMEN! HEHE...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD