Bab 2 Pendekatan

1026 Words
Jessica tidak tahu dan tidak menyadari jika saat itu mobil taksi yang tengah ditumpanginya telah di ikuti oleh Nathan. Saat itu yang ia tahu hanya secepatnya menuju ke rumahnya, dimana ia mendapatkan kabar jika sang nenek tengah jatuh saat dikamar mandi. Saat ketika Jessi masuk kuliah, ia tengah menitipkan sang nenek pada salah seorang tetangganya, itu pun gadis itu harus memberi upah sebgai gantinya. Jessi amat panik saat mendapatkan kabar bahwa sang nenek telah terjatuh. Sedangkan dimobil yang Nathan tumpangi, lelaki itu hanya bisa mengikutinya saja. Hingga beberapa menit sampai akhirnya mobil keduanya sampai di salah satu gang dan berhenti disana. Saat itu Jessi langsung keluar dan sedikit berlari untuk memasuki gang tersebut. Yang disusul oleh Natahan yang ikut berlari pula. Lelaki itu mengikuti kemana gadis itu pergi. Hingga sampai di salah satu rumah kontrakan kecil disana, dan terlihat gadis itu masuk kedalam rumah tersebut. Nathan pun turut ikut serta. "Nenek..." ucap Jessi saat ia melihat neneknya tengah terbaring di sofa ruang tamu. "Maaf Jess, tadi aku tinggal angkat jemuran sebentar, eh...nenek ke kamar mandi sendiri...jatuh disana." Ucap pengakuan dari orang yang sengaja Jessi pekerjakan untuk menjaga sang nenek. "Lalu nenek bagaimana sekarang?" tanya Jessi pada orang tersebut. Namun sebelum orang tersebut menjawab pertanyaan dari gadis itu. Nathan sudah menyahutnya. "Sepertinya, nenek harus segera dibawa ke rumah sakit sekarang." Ucap Nathan yang tiba-tiba dan membuat Jessi serta orang yang ada disana terkejut dibuatnya. "Kamu?!" ucap Jessi saat ia melihat lelaki yang sudah dua kali di lihatnya itu tengah berada di rumahnya. "Sudah...nggak ada waktu lagi buat jelasinnya." Ucap Nathan saat itu, yang ternyata sudah beberapa saat yang lalu memberi kabar pada Jack untuk membawa mobilnya menuju kesana. Jessi saat itu tidak tahu lagi harus berbuat apa, dan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, yang ada dirinya hanya ingin secepatnya sang nenek segera sadar seperti semula. "Kamu segera siapkan semua keperluan nenek yang akan dibawa ke rumah sakit sekarang juga! sembari menunggu Jack datang membawa mobilku kemari." Ucap Nathan pada gadis itu. Dan terlihat Jessi hanya mengangguk mengiyakannya saja dan segera pergi menuju kedalam kamar untuk menyiapkan semua yang diperlukannya nanti. Namun saat itu Jessi terduduk di tepian ranjangnya. Ia lalu mengambil dompet yang ada di dalam tasnya, segera saja ia membukanya, melihat ada berapa uang lembaran yang ada disana. Sesaat raut wajahnya tampak begitu sendu ketika menyadari hanya ada beberapa uang yang ia punya, serta di dalam ATM yang ia sudah tahu isinya tidak seberapa. Namun ia tidak punya pilihan lain selain segera membawa sang nenek ke rumah sakit. "Akh sudahlah...pikir nanti saja, sekarang pikir sekarang, dan nanti pikir nanti." Ucap Jessi saat itu yang memudahkan semua hal yang menyangkut uang. Hanya dengan semalam saja ia menemani om-om mabuk di tempatnya kerja, ia bisa mendapatkan uang lebih dari sana. Ya....Jessica saat malam memang bekerja di salah satu bar tengah Kota, ia bekerja disana karena diajak oleh temannya yang bernama jeni. Keduanya bekerja sebagai pelayan pengantar minuman ke meja-meja yang om-om atau pelanggan yang memesannya. Dari sana Jessi bisa mengambil keuntungan dari menemani orang tersebut minum, atau paling tidak untuk membantu menuangkan minuman untuknya. Meski begitu, yang ia lakukan hanyalah menemaninya saja dan tidak lebih. Itu pun sudah menjadi keputusannya dengan pemilik bar tempatnya bekerja, jika ada yang meminta lebih dari itu, pihak bar lah yang akan bertindak. Namun tidak sedikit dari para teman Jessi yang memilih untuk janjian dengan pengunjungnya tersebut diluar jam kerja atau di luar tempat kerja secara pribadi. Tapi tidak dengan Jessi. Gadis itu hanya sebatas menemani saja dan menerima tip tidak lebih. Jessi segera keluar dari dalam kamar setelah ia rasa apa yang ia butuhkan sudah ia masukkan kedalam tas ransel besar miliknya. Tas yang biasa ia gunakan untuk perjalanan jauh. "Sudah?" tanya Nathan saat melihat gadis itu keluar dari dalam kamarnya. Dan Jessi hanya mengangguk sebagai jawabannya. Disana juga sudah ada Jack, teman Nathan yang saat itu baru saja tiba. Lelaki itu kemudian membantu Nathan untuk mengangkat tubuh sang nenek yang dibantu oleh Jack menuju kemobilnya. Gang yang begitu sempit dan hanya bisa di lewati dua orang saja membuat kedua lelaki itu sedikit kesulitan karenannya, namun semua bisa diatasi segera. Ketiganya lalu masuk kedalam dan Jack segera mengemudikan mobil tersebut melaju pergi menuju ke Rumah sakit Kota, karena pikir semuanya Rumah sakit Kota adalah tempat yang paling memiliki perlengkapan medis yang lengkap. Terlihat gadis itu begitu panik saat itu, ketika Nathan tengah memperhatikannya dari kaca spion di depannya. Hingga beberapa saat akhirnya mobil tersebut sampailah di Rumah sakit yang dituju. Jack langsung menurunkannya di depan pintu IGD saat itu, hingga langsung mendapat pertolongan dari para medis yang tengah berjaga disana. Jessi segera mengikuti instruksi dari salah satu para medis yang memintanya untuk melengkapi semua data pasien, karena Jessi adalah satu-satunya keluarga si pasien. "Bro...lu bisa kenalan sampai ngantetin tu cewek, gimana ceritanya sih?" tanya Jack saat dirinya hanya berdua saja dengan Nathan. "Panjanglah ceritanya, gue jabarin sampai besok juga lu nggak bakalan paham." Ucap Nathan yang mencoba memberitahu temnnya itu. Lalu terlihat lelaki itu merogoh saku kantong celananya dan mengambil beberapa uang lembaran disana. "Nih...buat ongkos lu naik taksi, siniin kunci mobil gue yang tadi lu bawa." Ucap Nathan pada temnnya itu, karena saat berangkat ke kampus tadi, ia bersama dengan Jack, dan kunci mobilnya dibawa lelaki itu, karena Jack yang menyupirinya. "Lah kenapa kita nggak sama-sama sekalian sih Than?" tanya Jack pada temannya itu. "Gue mau PDKT sama tu cewek, masak iya begini saja lu nggak peka sih?" ucap Nathan yang menerangkan, dan saat itu barulah Jack tahu niat temannya itu. Ia pun segera menerima uang tersebut dan akan pergi dari sana. Namun setelah beberapa langkah, ia kemudian berbalik dan menghadap kearah Nathan lagi yang ada di belakangnya. "Than...lu mau kemanain si Vera?" tanya Jack pada temannya itu, karena Jack tengah menaruh hati pada pacar temannya, namun ia tidak pernah mendapatkan perhatian dari gadis itu. "Alah...kayak nggak tahu gue aja sih lu...cewek model kayak dia tuh gampang didapetinnya, udah bosan gue...terserahlah...mau lo ambil juga...gue mau nyari yang ada tantangannya." Ucap Nathan dengan songongnya saat itu, yang lalu membuat Jack mengangguk mengerti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD