Devil man 5

1081 Words
Dengan aura kemarahan yang masih terasa Aldrich melajukan mobilnya ke rumah keluarga Willson. Di sampingnya tampak sang mommy yang hanya menghela nafas melihat kelakuan putranya. Kelakuan dari laki-laki di rumah keluarga Willson benar-benar sangat menyeramkan. Apalagi bila itu berhubungan dengan salah satu keluarga dan lebih buruk lagi jika itu berhubungan dengan sang mommy pasti seperti ini reaksi dari mereka. Mobil yang membawa Aldrich dan Sarah sudah berada di dalam kediaman keluarga Willson. Setelah memarkirkan mobilnya Aldrich dan Sarah turun dari mobil. Ketika masuk mereka sudah disambut oleh beberapa pelayan di rumah ini. "Selamat datang nyonya Sarah. Selamat datang tuan Aldrich," sapa beberapa pelayan. Sarah seperti biasa tersenyum ketika disapa oleh para pelayan di rumah ini. Walaupun Sarah adalah nyonya di rumah ini ia tak pernah merasa seperti itu. Ia pun tak pernah menganggap orang-orang yang bekerja di rumahnya seperti atasan dan bawahan. Memang benar mereka bekerja untuk keluarganya tapi Sarah selalu menganggap mereka sudah seperti keluarganya sendiri. Jadi tak heran semua pegawai yang bekerja di rumah ini sangat setia karena perlakuan yang diberikan oleh tuan dan nyonya mereka benar-benar sangat baik. Aldrich berjalan dengan wajah datarnya mirip sekali dengan ekspresi dari sang Daddy. Dan Sarah juga memang selalu bilang jika anak sulungnya ini benar-benar mirip sekali dengan suaminya. "Hai son. Why you look angry?" tanya Daniel ketika melihat putranya terlihat marah. Aldrich pun langsung duduk di sofa di ruang keluarga Willson yang terlihat sangat mewah. Tatapan matanya tajam mirip sekali dengan Daniel Willson sang Daddy. "Tadi ketika di restoran nyonya besar dari keluarga Santosa sudah menghina mommy. Tapi Daddy tenang aja aku dan Luc akan membereskannya," kata Aldrich dengan tatapan matanya yang tajam. Raut wajah Daniel yang awalnya tenang menjadi sedikit emosi ketika mendengar dari putranya ada orang yang sudah menghina istrinya. Ini bukan kali pertama Daniel mendengar hal ini. Padahal sudah 30 tahun Sarah menjadi nyonya Willson tapi ia masih saja mendengar orang di luar sana yang tidak suka jika Sarah menjadi nyonya Willson. "Apa mereka tidak tahu apa akibatnya jika berurusan dengan keluarga Willson?" kata Daniel dengan ekspresi marahnya. "Daddy tenang aja nanti Luc akan datang kesini. Dan kita akan buat keluarga Santoso menyesal telah mencari masalah dengan keluarga Willson," kata Aldrich dengan penuh penekanan. "Kalian itu apa-apaan sih. Udah kita biarin aja. Lagian mommy juga gak apa-apa. Lebih baik kita gak usah mengurusi mereka. Mommy juga gak akan berteman lagi dengan mereka. Dan masalah selesai. Kamu juga dari dulu selalu mengajarkan Aldrich dan Lucas soal seperti ini," kata Sarah protes pada sang suami. "Sayang kita tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi lagi. Kamu sudah terlalu baik kepada mereka di luar sana. Tapi apa balasannya mereka malah merendahkan kamu bahkan terkadang juga menghina kamu. Aku tidak suka ketika orang-orang melakukan hal itu kepada wanita yang sangat aku cintai. Dan aku juga mengajarkan hal itu kepada anak-anak agar mereka mengerti jika sebagai laki-laki harus selalu menjaga ibu mereka," kata Daniel sambil menggenggam tangan wanita yang sudah lebih dari 30 tahun menemaninya. "Hahhhh...." Sarah hanya bisa menghela nafas ketika suaminya sudah berkata seperti itu. Bilan berbicara dengan Daniel masalah seperti berarti sama saja bicara dengan batu. Karena mereka sama-sama keras kepala. Dan Sarah sudah hapal benar bagaimana sifat suaminya itu. Karena sudah 30 tahun lebih ia mendampingi suami itu. Bukan waktu yang sebentar untuk bisa bersama dengan laki-laki keras kepala tapi di balik segala sifat buruk yang ia miliki, sosok Daniel adalah suami dan ayah yang terbaik untuk dirinya juga anak-anak. Dan tentu saja di setiap pernikahan tidaklah mudah. Karena banyak sekali masalah yang harus di hadapi. Tapi Sarah selalu bersyukur karena ia dan Daniel berhasil melewatinya. Ketika mereka sedang berbincang putra kedua mereka Lucas Troy Willson datang bersama istrinya Keyla Ritz yang terlihat kurang enak badan. "Sayang kenapa kamu terlihat pucat seperti ini?" tanya Sarah yang khawatir dengan kondisi menantunya. "Dari tadi Keyla muntah-muntah mom. Kata dokter ini efek hamil muda yang dialami Keyla sehingga bisa jadi seperti ini," kata Lucas yang memeluk istrinya penuh cinta. "Luc bawa Keyla ke kamar dulu. Biar mommy buatin teh hangat pakai madu. Dulu ketika mommy hamil Cassie mommy juga mual parah. Tapi nenek kalian memberikan mommy minuman itu dan rasanya jauh lebih baik," kata Sarah membelai wajah pucat menantunya. "Makasi mom. Maaf Keyla ngerepotin mommy," kata Keyla merasa tak enak. "Gak pa-pa sayang. Kamu juga putri mommy. Jadi jangan pernah merasa merepotkan mommy. Ya udah Lucas bawa Keyla ke kamar dulu," perintah sang mommy. "Iya mom. Ayo sayang," kata Lucas sudah membimbing istrinya ke kamar. "Gimana masih mual?" tanya Sarah setelah memberikan teh hangat madu pada Keyla. "Udah lebih baik mom. Makasi mom," kata Keyla berterima kasih pada Sarah. "Ya udah sekarang kamu tidur aja. Mommy akan jagain kamu sampai kamu tertidur. Mommy tahu ketika hamil muda adalah masa-masa tidak mudah. Apalagi ini kehamilan kamu yang pertama. Tapi mommy yakin kamu adalah wanita yang kuat. Karena kamu adalah putri dari keluarga Ritz yang terkenal kuat. Jadi kamu harus kuat demi anak kamu dan Lucas juga," kata Sarah memberi semangat. Mata Keyla berkaca mendengar kata-kata dari ibu mertuanya. Ketika pertama kali ia bertemu dengan ibu mertuanya ini ia sudah sayang dengannya. Pembawaannya yang baik dan penyayang membuat siapapun akan merasa betah bila ada disana. Dan sekarang ia sudah menjadi bagian dari keluarga Willson. Apalagi sekarang ia sedang mengandung anak pertamanya dengan Lucas. Membuat ia semakin merasa beruntung berada di keluarga ini. Seperti yang Sarah ucapakan ia benar-benar menemani Keyla hingga terlelap tidur. Ia tahu kehamilan pertama Keyla tidaklah mudah. Jadi sebagai ibu mertuanya sudah menjadi kewajiban Sarah untuk selalu ada di samping Keyla menggantikan ibu kandungnya yang tak berada di sisinya. Sementara itu di bawah tiga orang laki-laki sedang dalam perbincangan serius. Tiga laki-laki itu adalah Daniel Willson beserta kedua putranya aldrich dan Lucas Willson. "Daddy tenang saja aku akan memutus kerja sama dengan perusahaan Santoso. Dan mengambil semua investasi yang kita berikan kepada perusahaan Santoso. Selain itu tadi Al juga sudah beberapa foto dari Rissa Santosa putri keluarga Santoso yang ternyata seorang jalang. Dan dalam seminggu ke depan keluarga Santosa benar-benar akan hancur," kata Lucas menjelaskan. "Good son. Kalau harus selalu ingat tidak ada yang boleh meremehkan keluarga William. Apalagi ada yang menghina mommy kalian. Karena mommy kalian adalah orang paling berharga bagi hidup kita. Selama ini mommy sudah melakukan banyak hal untuk membahagiakan seluruh anggota keluarga. Jadi sekarang giliran kita untuk membuat mommy bahagia," kata Daniel berpesan pada putra-putranya. "Iya dad," jawab Aldrich dan Lucas berbarengan. Daniel tersenyum melihat kedua anaknya begitu kompak. Ia memang sudah selalu mengingatkan kepada kedua putranya untuk selalu menjaga keluarga ini jika dirinya tidak ada. Termasuk juga menjaga Sarah. Karena Daniel merasa Sarah sudah melakukan banyak hal untuk keluarga ini. Dan sekarang giliran kita melakukannya. Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD