Azka tak menyadari bahwa tatapan matanya melembut, bahkan terkesan tengah memohon agar Ryn mengesampingkan kekerasan hatinya. Setidaknya saat ini. Dasar sedang mujur, semesta sepertinya ada di pihak Azka detik ini. Entah terdorong alasan apa, hati Ryn tersentuh, ya, walau belum sempat menghangat. Tidak menunggu sampai Azka berkata apa-apa lagi, gadis itu memutuskan untuk mengulurkan sebelah tangannya kepada Azka. Azkapun langsung meraih dan menggenggamnya. “Nggak usah merem, Ryn. Takutnya nanti malahan mengundang perhatian orang di sekitar kita. Kamu cukup konsentrasikan pikiran kamu saja,” kata Azka. Ryn mengangguk singkat menanggapi apa yang dikatakan Azka. “Ryn,” panggil Azka lagi, s