Agam kembali ke kantor ayahnya dengan perasaan yang berbeda. Katakanlah dia antusias. Bahagia. Jatuh cinta. Apapun itu, yang pasti semua rasa itu positif baginya. Ia masuk ke ruangan ayahnya, meletakkan tas nya dan duduk di kursi kejayaan milik ayahnya dengan mulut yang tak berhenti bersiul. Melihat langit yang cerah di balik jendela membuatnya teringat pada senyum Carina. Ya Allah, jodoh memang tak kan lari kemana. Tak apa meskipun saat ini Carina melupakannya dan pertemuan-pertemuan mereka yang tak disengaja. Nanti, akan ada banyak waktu dimana Agam sering memunculkan diri di depan gadis itu. Tunggu saja tanggal mainnya. Ucapnya pada diri sendiri. Sekarang, yang harus ia lakukan lebih dulu adalah mencari tempat tinggal. Karena ia berniat akan tinggal lama di Bandung. Jadi ia harus men