Mirna benar-benar beda malam itu di atas ranjang. Tubuhnya meliuk-liuk bak menunggangi kuda di atas tubuh besar suaminya yang terlentang dengan kaki lebar mengangkang. Mirna terus bergerak dengan kepala mendongak. Dia tak peduli sekujur tubuhnya dibanjiri keringat. Rambut tebalnya pun terlihat lembab dan basah. Mirna rasakan tubuhnya didera hawa panas malam itu, akibat gairah seksnya yang memuncak tinggi. Apa lagi saat berhasil merasakan titik nikmat di area kewanitaannya tersentuh intens oleh benda yang menegang. Mirna sungguh pandai. Sementara itu, Anwar berusaha bertahan sekuat tenaga. Dia ingin memberi Mirna kesenangan yang maha sempurna malam ini. Wajahnya tampak menggeram, seluruh urat-urat dan otot di tubuhnya terlihat jelas. Tidak ada kata-kata yang terucap. Erangan pun tidak ter

