Terry suruh Paula menoleh ke arah luar café. Ada sebuah gedung yang cukup tinggi di depan café. Paula meneguk ludahnya saat melihat gedung mewah itu. “Deket banget dong,” decak Paula berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Dia tahu sewa apartemen di gedung itu sangat mahal. Tidak mahal saja, hanya kaum tertentu yang bisa menyewanya. “Ya. Jalan kaki aja. Kalo ke kampus baru aku naik bus,” ujar Terry. Paula manggut-manggut. “Kok nggak naik mobil kayak temen-temen lain?” tanya Paula. Selama ini dia memperhatikan Terry yang selalu naik bus ke mana-mana. Terry menggeleng. “Nggak perlu. Mereka kan kebanyakan tinggal jauh di suburb. Jadi wajar pake kendaraan sendiri. Kamu?” “Ya. Sama. Nggak perlu juga. Kampus udah deket. Ke shopping center ya tinggal naik bus atau taksi kalo mau lebih

