Janu menatap wajah Patri yang cemberut. Pria itu baru saja mendapat kabar indah dari istrinya, yang sesuai dengan tebakan Djatmiko, hamil lagi. Mengandung anaknya yang ke sepuluh. Ia menjulurkan tangannya ke perut istrinya yang masih kempes, hendak mengelusnya. PLAK! Mendadak Patri memukul tangan Janu bahkan sebelum pria itu mampu menyentuhnya. “Aduh! Kok di pukul toh, Bu?” protes Janu mengusap tangannya yang terasa pedes. “Gara-gara bapak keseringan pegang-pegang aku nih. Masa aku udah tua gini masih hamil lagi. Udah capek aku tu, Pak. Ngelahirin anak itu sakit, tahu?!” “Kan sudah yang ke sepuluh sih, Bu. Bukannya harusnya udah longgar toh itu nya? Tinggal bersin, juga paling bayinya kluar,” timpal Janu menunjuk ke arah kue apem disela pa=ha Patri. PLAK! Sekali lagi tangan Patri