Basah Karena Ciumanmu

1294 Words

Mikayla berdiri membelakangi jendela, memegangi gelas s**u stroberinya yang mulai menghangat, sementara Arsenio sibuk mengemasi map-map kerja di meja panjang sisi ruang tamu. Tidak ada suara selain denting kecil dari es batu dalam gelas Arsenio dan hembusan napas yang kadang terdengar berat. Setelah ciuman panas dan pernyataan mengejutkan itu, suasana mendadak jadi canggung. "Kau bisa pakai kamar utama," ujar Arsenio akhirnya. "Kamarku ada di sebelah, kalau kau butuh sesuatu." Mikayla mengangguk pelan, namun tidak segera bergerak. Ia menatap pantulan bayangannya di kaca. Rambutnya sedikit berantakan, pipinya masih kemerahan, dan bibirnya—ia bahkan tidak sanggup melihat bibirnya tanpa mengingat bunyi desahan dan decapan tadi. "Kenapa kau baik sekali malam ini?" tanyanya pelan tanpa meno

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD