Kejadian siang tadi membuat Yoan makin waspada lagi. Rasa traumanya mulai muncul lagi. Yoan ingat saat David memaksanya dulu untuk melakukan hal tidak senonoh itu. "Apa yang kamu pikirkan, Sayang?" tanya David pelan sambil memegang tangan Yoan dengan erat. Seperti sedang di sadarkan oleh David, Yoan pun memaksakan senyumnya ke arah David. "Kenapa?" tanya David kepada Yoan. Yoan hanye menggelengkan kepalanya pelan. David yang kini ada di depannya meman sudah berubah seratus delapan puluh derajat dengan David yang ie kenal dulu. "Apa kau mengingat sesuatu?" tanya David pelan sedikit ragu. "Gak Mas. Sama sekali gak. Aku cuma berpikir, kira -kira aku mau kerja apa setelah ini?" tanya Yoan pelan. "Mas akan menikahimu. Jangan bingung, Sayang," ucap David pelan meyakinkan Yoan. "Kasta ki