Felix turun dari dalam mobil dan menatap rumah yang akan dihuni olehnya di Indonesia bersama dengan ibu dan juga saudara kembarnya. Rumah ini lebih besar dari pada rumah mereka yang berada di Belanda. Felix saja sampai takjub melihat rumah ini. “Mama yakin kita akan tinggal di sini?” tanya Felix menoleh pada ibunya yang berjalan berdampingan dengan pria yang kenyataannya adalah ayah kandung—yang membuang Mamanya dulu. Liona melihat pada Felix dan menaikkan sebelah alisnya. Putranya ini tidak mau tinggal di sinikah? Sehingga bertanya seperti itu. Padahal rumah ini sudah menjadi pilihan terbaik untuk Liona. Dengan rumah yang tetangganya tak akan terlalu kepo dengan kehidupan mereka, dan juga kedua anaknya tak perlu bertemu dengan para tetangga di sini. “Kenapa? Kamu nggak nyaman? Atau k

