Air mata Zalina tak henti mengalir saat ia berlari meninggalkan Xavier, Vittore mengikuti langkah dari kaki Zalina yang terasa begitu cepat. “Zalina,” panggil Vittore, Zalina pun menghentikan langkah dari kakinya itu. “Maafkan Daddy ku, aku tahu kamu pasti sulit memaafkan orang yang sudah membuat keluarga mu hancur. Tetapi aku yakin, Daddy pasti mau bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan.” Ucap Vittore kepada Zalina. “Dan aku tahu kamu sangat membenci Daddy, aku tahu Zalina tidak mudah menjadi kamu, Ibu apalagi Aline. Tetapi bagaimanapun Daddy orang yang membesarkan aku, dan aku..” Zalina menghela napasnya, “Aku tidak membenci siapapun Vittore, bahkan Ayah mu sekalipun yanh sudah menghancurkan jiwa Adik ku. Dan mengenai apa yang akan kamu lakukan sebagai bentuk rasa terima ka